Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Memiskinkan Diri.

“Dari mana Cak “ Sapa Cak Setu, pada Cak Gito, saat Cak Gito melintas di depan rumah Cak Setu sambil membawa sebuah map surat.

“Dari rumah Pak RT, Cak” jawab Cak Gito dengan sumringah.

“Emang ada keperluan apa Cak, tumben ke rumah Pak RT, ada bisnis ya, ajak dong? Cak Setu, berseloroh.

“Ini loh Cak, ngurus surat tidak mampu” jawab Cak Gito.

“Buat siapa Cak? Tanya Cak Setu.

“ Buat si Ayu” jawab Cak Gito.

“Si Ayu anak sampean?

“Ya iyalah, emang siapa lagi? Jawab Cak Gito masih tersenyum .

“ Kok pakai ngurus surat tidak mampu segala?” Tanya Cak Setu., dengan perasaan heran

“Kalau ada yang gratis, mengapa harus bayar” jawab Cak Gito sambil berseloroh.

Sejatinya Cak Setu merasa heran bila Cak Gito mengurus surat tidak mampu, karena Cak Gito termasuk orang yang kaya, karena profesi Cak Gito adalah seorang rentenir dan tukang gadai .

“Memang sih Cak, tapi kan surat keterangan tidak mampu kan sebenarnya hanya untuk mereka yang benar-benar tidak mampu alias orang miskin, artinya sampean telah mengambil haknya mereka dong” kata Cak Setu setengah menyindir.

“Alahhh…. Gitu saja kok dipikir Cak, masih banyak mereka yang lebih kaya dari aku , mereka juga berbuat begitu, aku kan juga orang miskin, buktinya Pak RT ngasih aku surat keterangan tidak mampu.” jawab Cak Gito , tidak mau kalah, sambil memperlihatkan suratnya.

“Wah ,Ini sama artinya sampean memiskinkan diri” ledek Cak Setu.

“Yaa..enggak gitu, kita kan hanya memanfaatkan fasilitas saja he he he..” kata Cak Gito sambil tertawa.

“Hati-hati saja loh Cak, menggunakan sesuatu yang bukan hak kita bisa berakibat tidak barokah pada harta kita loh” Cak Setu menasehati.

“ Wahhh..Sampeam kalau ngomong kayak ustad saja, Cak” Cak Gito tersentil

“Bukan begitu Cak, aku hanya mengingatkan saja” kata Cak Setu sambil tersenyum.

“ Wiss, aku pulang Cak, aku tergesa-gesa nih” Cak Gito memutus pembicaraan.

“ Yo Wis Cak” balas Cak Setu.

Beberapa bulan kemudian, sungguh sesuatu yang tak terduga terjadi. Istri Cak Gito yang menjadi ketua kelompok arisan mendapat musibah. Dimana boss arisannya menghilang entah kemana dengan membawa serta semua uang setoran arisan anggotanya. Mau tidak mau, Cak Gito dan istrinya harus mengembalikan semua uang yang telah disetor anggotanya. Bahkan rumahnyapun turut terjual untuk mengembalikan uang setoran arisan anggotanya. Itupun ternyata belum cukup. Mereka masih mencari hutangan kesana-kemari.

5 comments :

  1. Hehe kualat tuh, lah wong bukannya di embat, memang sih g' ad tau tpi Allah tdk tdur

    ReplyDelete
  2. Selamat malam PakDe
    berkunjung baca-baca artikelnya

    ReplyDelete
  3. Mudah2an enggak ada yg mengalami kisah itu di dunia nyata ya..

    ReplyDelete