Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Pejantan

Beberapa hari ini Cak Gendon tidak masuk kerja. Dia tidak masuk kerja bukan bolos atau apa, tetapi dia mengambil hak cutinya. Cak Gendon memang merasa perlu mengambil waktu beristrahat, untuk refreshing dan memulihkan stamina dan kebugarannya.

Selama beberapa hari di rumah, Cak Gendon bertemu dengan beberapa tetangga yang tampaknya juga sedang mengambil cuti. Ini tampak dari beberapa tetangganya sedang bersantai

“ Sedang cuti juga Cak” sapa Cak Gendon pada Cak Godril.

“Iya, Cak” jawab Cak Godril pendek, tapi nadanya agak sumbang, sepertinya ogah untuk menjawab pertanyaan Cak Gendon. Setelah itu mereka saling berlalu saja, karena Cak Godril menggendong anaknya yang sedang rewel.

Selang beberapa waktu kemudian Cak Gendon juga bertemu Cak Gondes, yang sedang sibuk memberi makan burungnya, kelihatannya Cak Gondes sebagai penggemar berat burung, karena dirumahnya banyak sekali burung yang dipeliharanya. “ Wah.. libur ya Cak,, berapa banyak burungnya Cak? Sapa Cak Gendon untuk sekedar lipstick saja karena sebenarnya Cak Gendon tidak suka membicarakan masalah perburungan, karena Cak Gendon memang tidak suka memelihara burung.

“Biasalah Cak, daripada nganggur” jawab Cak Gondes enteng

……oo000oo….

Saat Cak Gendon yang sedang bercengkerama dengan istrinya Ning Cempluk, sambil nonton teve, menumpahkan uneg-unegnya pada istrinya.

“Yang, hari ini banyak yang sedang cuti ya” Cak Gendon membuka pembicaraan.

“Siapa yang cuti Cak?” istrinya balik bertanya.

“Itu, Cak Godri dan Cak Gondes”, jawab Cak Gendon .

“Walah…Cak, Mereka itu tidak cuti, mereka memang pengangguran” jawab istrinya.

“Pengangguran?, terus siapa dong yang menghidupi anak dan istrinya” Tanya Cak Gendon penasaran.

“ Ya, istri mereka dong, siapa lagi?” jawab istrinya.

“Kok, gitu, apa mereka kena pe ha ka?” Tanya Cak Gendon , tetap tidak mengerti.

“Enggak juga sih, mereka dari dulu memang pengangguran.” Jawab istrinya.

“Loh, kenapa istri mereka mau menikah dengan pengangguran” Tanya Cak Gendon semakin penasaran.

“Inilah yang unik kampung ini” jawab istrinya.

“Unik bagaimana?, aku tambah bingung ” kata Cak Gendon , yang semakin tidak mengerti.

“ Gini loh Cak, di kampung ini hampir sebagian lelaki disini pengangguran, bermacam –macam sebabnya, ada yang kena PHK kemudian frustasi, terus tidak mau mencari pekerjaan lagi. Ada juga yang dulu bekerja, tetapi karena sang istri suka cemburu , akhirnya dia memutuskan berhenti bekerja dan istrinya yang mencari nafkah, jadi pekerjaannya hanya mengantar dan menjemput istrinya.” Jelas Ning Cempluk

“Ada juga yang asli pengangguran, tetapi karena punya wajah yang ganteng, lalu ada yang mau diperistri, mungkin sang istri takut suaminya kecantol wanita lain, maka istrinya yang rela banting tulang mencari nafkah,asal suaminya setia di rumah. Nah kalau para pengangguran itu setiap hari bertemu dan berkumpul, sedang hidup mereka ditanggung istrinya, tentu inisiatif mereka menjadi mati, mereka malah malas untuk mencari kerja, tapi bagaimana lagi itu sudah menjadi pilihan mereka dan istri mereka, ibarat kata, suami hanyalah sekedar pejantan saja” sambung Ning Cempluk, menjelaskan panjang lebar.

“Wah, kalo begitu aku mau dong ”, kata Cak Gendon menggoda istrinya.

“Apa?, kalau sampean mau seperti mereka, lebih baik aku anggurin saja” jawab Ning Cempluk mengepalkan tangan ke hadapan wajah Cak Gendon sambil tertawa. .

Cak Gendon juga ikut tertawa, melihat gaya marah istrinya.