Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Mandi Kembang

Cak Tolo beberapa hari ini merasa heran dengan Cak Hadi. Bagaimana dia tidak heran, lha wong dalam waktu dua minggu saja Cak Hadi sudah tiga kali memandikan tiga sepeda motor baru dengan air kembang .Bila ditilik dari pekerjaan Cak Hadi , sebagai pedagang kaki lima, jelas apa yang dilakukan Cak Hadi memang mengundang penasaran orang lain.

Cak Tolo tidak berani bertanya pada Cak Hadi, karena takut dikira ingin tahu kekayaan orang lain, jadi dia hanya memendam penasarannya dalam hati saja. Yang juga membuatnya merasa heran adalah mengapa semua sepeda motor barunya yang dimandikan kembang itu tidak pernah dipakainya.

Rupanya keheranan itu tidak hanya mengusik Cak Tolo saja, tetapi kelakuan Cak Hadi itu juga mengundang tanya besar para tetangganya yang lain. Mereka juga tidak berani bertanya pada Cak Hadi, karena takut dianggap yang tidak-tidak oleh Cak Hadi. Namanya juga hidup di kampung, harus tepa slira, harus pandai menjaga perasaan tetangga.

Tetapi yang namanya ibu-ibu, terkadang tidak bisa mengerem perasaan ingin tahunya.

“Bu Tolo, mungkin Cak Hadi lagi ketiban rejeki kali ya, bayangkan saja dalam dua minggu dia telah membeli tiga sepeda motor baru” kata istri Cak Ali pada istri Cak Tolo.

“Sebentar ya Bu, saya bayangkan dulu” jawab istri Cak Tolo membanyol, sambil menempelkan jari telunjuknya pada pelipisnya.

“ Jangan banyol ah Bu, pean ini kalo diajak ngomong kok gojegan saja” kata istri Cak Ali penasaran dengan istri Cak Tolo yang tidak serius menanggapinya.

“Memangnya apa yang aneh to Bu, kalau Cak Hadi punya uang kan gak apa-apa membeli sepeda motor sebanyak yang dia mau” jawab istri Cak Tolo.

“ Iya sih. Tapi buat apa dia membeli motor sebanyak itu? Yang pakai kan cuma Cak Hadi sendiri, sedang istrinya kan tidak bisa naik motor, anaknya juga masih sekolah TK” kata istri Cak Ali.

“Nggak bisa naik motor gimana?, lha wong tiap hari istri Cak Hadi dibonceng gitu loh, kok dikatakan tidak bisa naik motor” kata istri Cak Tolo, masih menanggapinya tidak dengan serius.

“Bu Tolo ini gimana to, masih ngajak guyon saja, maksud saya, istri Cak Hadi itu kan tidak bisa menyetir motor sendiri, sudah ah Bu , jangan guyon terus, saya serius nih” kata istri Ali mulai tidak sabar.

“Pean mau ngomong apa to Bu, kelihatannya kok serius banget” kata istri Cak Tolo mulai agak serius.

“Saya ini kan heran dengan Cak Hadi, buat apa dalam waktu dua minggu membeli tiga motor baru” kata istri Cak Ali mengungkapkan rasa keheranannya.

“Kalau mau jelas, Yah, tanya langsung saja pada Cak Hadi” jawab istri Cak Tolo.

“Wis, gak ngomong aku, pean ini kalau diajak ngomong kok mbulet saja.” kata istri Cak Ali.

“Marah ya, gitu saja marah, maksud saya kalu kita ingin jelas, mending kita tanya yang bersangkutan, tidak baik ngomongin orang lain loh Bu , orang tua-tua dahulu bilang “SARU” membicarakan orang lain” mencoba mengingatkan istri Cak Ali.

Saat mereka berbicara, tampak Mbah Anis, ibunya Cak Hadi keluar rumah. Rupanya Mbah Anis akan berjalan melewati mereka berdua. Benar juga, Mbah Anis memang berjalan melalui jalan dimana tempat mereka berdua berbicara.

“Mbah Anis, Cak Hadi baru dapat rejeki gede ya, sampai-sampai membeli motor saja tiga buah” Tanya istri Cak Tolo, ketika Mbah Anis dekat dengan mereka.

“Rejeki apa? Lha wong itu bukan sepeda motornya, tapi sepeda motor saudaranya” jawab Mbah Anis.

“Loh yang memadikan kembang kok Cak Hadi” Tanya istri Cak Ali.

“Yang minta memandikan kembang itu istrinya, Cak Hadi manut saja sama istrinya, lha wong dia kalah sama istrinya.” Jawab Mbah Anis.

“Kenapa to Mbah, bukan sepeda motornya sendiri kok capek-capek memandikannya? Tanya Bu Ali.

“Nggak tahu nak, katanya sih istrinya Cak Hadi tidak mau dianggap tetangga sini sebagai orang yang tidak punya, sehingga dia ingin menunjukkan kalau saudaranya juga orang berada.” Jelas Mah Anis.

“Oooo…., pamer….” kata Cak Ali dan istri Cak Tolo berbarengan.

“Oalahhh….Mbah, buat apa pamer kekayaan, apalagi bukan bandha sendiri” kata istri Cak Tolo.

“Nggak tahulah nak. Sudah ya Mbah mau ke pasar” kata Mbah Anis, kemudian melanjukan perjalannya ke pasar.

“ Nggih Mbah” kata istri Cak Tolo dan istri Cak Ali bersamaan

Setelah Mbah Anis berlalu , istri Cak Tolo dan istri Cak Ali saling memandang dan mengangkat kedua bahu mereka.


Note:

Wong = orang = awal kata
Cak = cacak = kakak
Banyol = jenaka = lucu
Tepa slira = tenggang rasa = menjaga perasaan orang lain
Gojegan = guyonan = tidak serius
Pean = sampean = kamu
Wis = sudah = ya sudah
Omong = ngomong = berbicara
Mbulet = saling silang = tak jelas ujungnya-pangkalnya
Saru = tidak baik
Mbah = embah = kakek /nenek
Gede = besar
Manut = menurut saja
Pamer = unjuk = menunjukkan
Nggih = inggih =meng-iya-kan
Bandha = harta = kekayaan
Kembang = bunga
Tilik = lihat

18 comments :

  1. Mandi kembang ? aku seumur sampai saat ini. Kayanya belum deh mandi kembang.. kayanya rasanya sama ya pakde seperti mandi di danau, yang banyak dedaunan.. ckck.. :)

    ReplyDelete
  2. hihihi, saya aja blm pernah mandi kembang masa motornya malah mandi kembang hehe

    ReplyDelete
  3. ealah pamer dunyo minjem dunyone dulure.
    Begitulah hidup bermasyrakat, selalu saja ada bahan untuk 'rasan-rasan'
    semoga kita dijauhkan dari yang demikian nggih Dhe

    ReplyDelete
  4. kalo mau dibilang kaya mandi kembangnya jangan bunga mawar
    tapi bunga bank..

    ReplyDelete
  5. itu motor setelah dimandiin kembang pasti disarungi dan dikasih minyak wangi. jangan2 juga di obat nyamuki kalo malam. hehehe

    ReplyDelete
  6. oalah ceritanya pamer nih sama orang lain,,cara yang sangat efektif untuk mengelabui dan melayani nafsu setan hehehe...

    ReplyDelete
  7. sebagai rasa syukur dan biasanya juga sebagai ungkapan dari setiap pengeluaran infaq/shadaqoh dari motor itu...tidak ada yang yang berlebihan ...kalau diniatkan hanya untuk Allah semata ( bersyukur)...

    ReplyDelete
  8. mandi kembang pasti wangi ya motornya hehehe
    katanya mandi bunga harus 7 rupa baru sip kasiatnya, awet muda xixixi padahal aku lum pernah nyoba....

    ReplyDelete
  9. waaaaaaahhh komplit ada translate nya hehehehehe....



    salam persahabatan selalu dr MENONE

    ReplyDelete
  10. Kalo zaman dulu mandi kembang buat pengganti sabun gitu kali ya.. biar wangi..

    ReplyDelete
  11. jangan suka ngomongin orang klo ndak tahu kebenerannya :) klo ndak maw ngaku yo monggo dimandikan kembang saja. (prikitiew)

    ReplyDelete
  12. Apa memang ada tradisi kayak gitu pakdhe, sepeda baru dimandiin kembang.

    ReplyDelete
  13. Kalo di kampung saya jaman kecil mah sapi dimandiin uang receh pakdhe...
    jadi kalo beli baru dimandiin uang. lha kalo gini yo sueneng...ikut mandiin jg hehe

    kok ya motor dimandiin kembang? Begitulah...kalo hanya harta jadi tolak ukurnya, gak dapat pujian malah jadi rasan-rasan..

    ReplyDelete
  14. Mandiin sepeda motor pake kembang... lom pernah kejadian kayaknya disini.., hehehehe

    ReplyDelete
  15. di daerah saya juga masih ada kok pakde Sulas ritual madi kembang buat motor, tapi itu dilakukan kalau motornya habis kecelakaan. katanya sih biar enggak apes lagi..

    ReplyDelete
  16. seumur-umur belum pernah nh mandi kembang,kl mandi lumpur sering,heheheh

    ReplyDelete