Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Domblong (bagian 7)


Semua yang hadir sudah menunggu keputusan apa yang akan diberikan oleh sang Boss. Sementara sang Boss masih diam dan tampaknya dia sedang berpikir keras, dan menimbang-nimbang keputusan yang yang akan diambil. Sang Boss tentu ingin agar keputusan yang diberikan merupakan keputusan yang benar.

“Saudara Gendon, saya juga mendapat informasi, jika sampean suka minta tips pada client dengan jumlah nominal tertentu, benarkah?” tiba-tiba sang Boss, mengajukan pertanyaan kepada Cak Gendon. Cak Gendon merasa semua mata memandang kearahnya, seolah-olah mereka sedang berusaha untuk menelanjanginya.

“Benar Pak, saya memang menerima tips dari para client yang barang-barangnya saya tangani, tetapi tidak benar jika saya dituduh meminta dengan jumlah tertentu, karena saya benar-benar tidak pernah melakukannya” jawab Cak Gendon .

“Bisa sampean membuktikannya?” kejar Boss nya lagi.

“Bapak, bisa menanyakan langsung kepada Ibu Nunuk, sebagai salah satu perwakilan client disini”, jawab Cak gendon sambil mengarahkan pandangannya ke Ibu Nunuk.

“Sepanjang yang saya tahu, pimpinan saya kadang menitipkan uang terimakasih itu kepada saya, sudah dalam amplop, tapi saya tidak tahu berapa nilainya” jawab Ibu Nunuk.

“Pak Joss, sampean sebagai kepala departemen yang lama dari saudara Gendon, tentu sampean punya alasan atau bukti bila saudara Gendon suka memaksa client untuk memberi uang tips?” tiba tiba sang Boss melemparkan pertanyaan kepada Cak Joss.

Cak Joss, yang ditanya secara tiba-tiba begitu menjadi geragapan, karena dia tidak pernah terpikirkan bila akan mendapat pertanyaan seperti itu.

“Eee…,saya hanya menerima pengaduan dari kawan –kawan saja Pak” jawab Cak Joss.

“Apakah sampean pernah menegur , atau menanyakan langsung kepada saudara Gendon, tentang pengaduan kawan-kawannya itu?”. Kejar sang Boss kepada Cak Joss.

“Tidak pernah Pak” jawab Cak Joss pelan.


Sang Boss kemudian diam agak lama, sementara para bawahannya menunggu untuk mendengarkan pertanyaan apa lagi dari sang Boss selanjutnya.

“Saudara-saudara semua, setelah kita semua mendengarkan penjelasan saudara Gendon, dan juga telah mendengarkan penjelasan dari semua yang terkait, kita dapat menyimpulkan bahwa saudara Gendon tidak bersalah dalam kejadian kemarin” sang Boss mengutarakan kesimpulannya.
“Dan karena surat mutasi dari saudara Gendon telah dibuat, saya memutuskan untuk tidak menarik surat tersebut, bukan apa-apa, saya anggap bahwa mutasi dan rotasi itu sebagai bagian dari usaha managemen untuk penyegaran saja, sehingga karyawan tidak merasa jenuh karena mengerjakan hal itu-itu saja” sang Boss menjelaskan alasan keputusannya.

“Namun sejujurnya saya masih belum mengerti, mengapa ada informasi sepenting itu dari client bisa tidak sampai kepada para pelaksana operasional, mengapa bisa terjadi miss komunikasi, sehingga terjadi hal seperti kemarin, dan saya ingin kejadian seperti kemarin tidak terulang lagi” tutur sang Boss, perasaan galau masih menyelimuti pikiranya.

“Mungkin saudara kepala personalia ada yang mau disampaikan?” sang Boss bertanya pada kepala personalia.

“Tidak Pak, kami hanya ingin tahu apakah Saudara Gendon bisa menerima keputusan ini atau tidak ” jawab kepala personalia. Kemudian semua mata tertuju pada Cak Gendon.

“Saya bisa menerimanya, seperti yang saya katakana pada Bapak kepala departemen saya, Pak Broo, bahwa saya bisa menerima keputusan untuk dipindahkan kemana saja, asal jangan dipindahkan disebabkan sebuah kesalahan yang tidak pernah saya lakukan” jawab Cak Gendon tegas.

“Saudara Gendon, hari ini kami semua telah mengetahui jika sampean tidak bersalah, dan kepindahan sampean di tempat yang baru merupakan proses rotasi dan mutasi biasa, untuk penyegaran,dan meningkatkan kinerja karyawan.” Jelas kepala personalia.

“Bapak-bapak dan ibu sekalian, karena semua pembahasan dari permasalahan sudah selesai, dan duduk perkaranya pun sudah diketahui maka pertemuan hari ini kita tutup” kepala personiala menutup pertemuan itu. Dan semua orang telah berdiri bersiap meninggalkan ruangan.

“Maaf Bapa-bapak semua” tiba-tiba Ibu Nunuk bersuara agak keras memecah keheningan, dan pandangan mereka semua menuju ke arahnya.

Ibu Nunuk nampak cerah di raut wajahnya, sepertinya dia sedang bergembira, dia tampak mengembangkan senyum bibirnya, tapi mengapa? Mereka semua bertanya-tanya dalam hati, ada apakah gerangan?

“Ada apa Bu?” kepala personalia bertanya kepadanya.

“Saya baru ingat, kepada siapa pesan penting itu kami sampaikan “ jawab Ibu Nunuk

Mereka semua terperanjat dengan pengakuan Ibu Nunuk, mereka semua penasaran dan ingin tahu, siapa gerangan orang yang telah tidak menyampaikan pesan sepenting itu.


Bersambung….

Mungkin Anda tertarik dengan BO( Bisnis Online) Investasi, tetapi Anda belum menemukan tempat yang cocok dengan selera Anda, Anda dapat mencoba gold-profit4u.com dan informasi selengkapnya DI SINI.