Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Domblong (bagian 6)



Sebelum kita masuk pada kisah selanjutnya, Ada informasi yang mungkin Anda cari.

Mungkin Anda tertarik dengan BO( Bisnis Online) Investasi, tetapi Anda belum menemukan tempat yang cocok dengan selera Anda, Anda dapat mencoba gold-profit4u.com dan informasi selengkapnya DI SINI.

……………………………..oooOOOooo………………………

Pukul sepuluh siang tepat, semua orang sudah berkupul di ruang sang Boss. Yang hadir di ruang itu selain Sang Boss, sebagai tuan rumah ruangan, dan juga sebagai hakim. Juga nampak kepala departemen Cak gendon yang dahaulu dan sekarang mereka duduk bersebelahan Disebelahnya lagi Ning Nunuk sebagai perwakilan client, dan di sebelahnya lagi Cak Silo, sebagai perwakilan perusahaan untuk client. Yang nampak hadir juga adalah kepala personalia . Tentu yang tidak ketinggalan untuk hadir adalah Cak Gendon, sebagai orang yang mencari kebenaran.

Ketika dirasa semua undangan sudah hadir semua, kepala personaliapun nampak akan memulai pertemuan itu.

“Selamat pagi , Bapak bapak dan ibu semua ,Sebagaimana kita ketahui, bahwa pertemuan ini untuk membahas adanya temuan fakta bila dalam kasus tertinggalnya peralatan drum band pada minggu yang lalu, yang mana kita telah membuat kesimpulan bahwa yang bersalah adalah saudara Gendon. Sebagaimana yang telah diberitahukan oleh Bapak Broo, sebagai kepala departemennya yang baru, ternyata saudara Gendon tidak bersalah. Nah, sekarang kita semua akan mendengarkan secara langsung dari saudara Gendon, tentang kronologis yang sebenarnya terjadi. Untuk itu kami mohon kepada saudara Gendon untuk menceritakan kronologis kejadiannya.”

“Bapak-bapak dan ibu semua, saya akan menceritakan semua kejadian yang saya ketahui secara runtut…….”, Kemudian Cak gendon menceritakan secara kronologis kejadiannya, mulai “A” samapai “Z”, dengan suara bergetar karena memang selama ini dia mengalami tekanan batin yang hebat.

“Jika di lihat dari cerita yang telah sampean paparkan tadi , memang sampean tidak bersalah, tetapi saya mendapat informasi dari ibu Nunuk, sebagai perwakilan client , beliau mengatakan jika sampean telah dimintanya untuk menstuffing barang itu dan diminta untuk memberangkatkan dengan kapal yang kemarin itu” sang Boss memberi kesimpulan dan tetap meyalahkan Cak Gendon.

“Saya tidak pernah mendapat mandat atau memo atapun permintaan dari Ibu Nunuk, untuk mengerjakan itu semua. Saya ingat betul saat itu pukul dua belas siang, saya ingat karena saat itu saya akan keluar untuk beristirahat, Ibu Nunuk mendatangi saya, beliau menanyakan apakah alat-alat drumb bandnya sudah datang atau belum, dan saya jawab baru sebagian saja yang datang, setelah itu beliau pergi, dan bertemu saya lagi ketika kapal sudah berangkat” Cak Gendon menjelaskan.

“Ibu Nunuk, bagaimana menurut Ibu,penjelasan dari saudara Gendon?” Tanya sang Boss pada Ibu Nunuk.

“Tapi seingat saya, saya telah memintanya untuk memberangkatkan alat-alat drum band itu” jawab Ibu Nunuk.

“Sebagaimana yang telah saya jelaskan tadi, saya tidak pernah mendapat permintaan dari Ibu Nunuk, beliau hanya menanyakan tentang kedatangan barang tersebut” jelas Cak Gendon lagi.

“Baiklah, saya mau bertanya pada saudara Silo” sang Boss menengahi, dan kemudian beralaih bertanya pada Cak Silo.

“Saudara Silo, sampean adalah senior dari saudara Gendon, dan apa yang dikejakannya selalu melaporkan kepada sampean, karena sampean adalah perwakilan perusahaan ini kepada client. Menurut sampean benar atau tidak apa yang telah dilakukan saudara Gendon itu.? Tanya sang Boss pada Cak Silo.

“Menurut saya, salah, karena seharusnya dia tetap menstuffing barang itu ke dalam container” jawab Cak Silo. Cak Silo menjawab dengan bibir gemetar, sepertinya takut sesuatu, wajahnya pucat pasi, entah kenapa, sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.

“Jika saya dipersalahkan karena tidak menstuffing barang itu, artinya Pak Silo, juga ikut bertanggung jawab” jawab Cak Gendon.

“Kenapa” Tanya sang Boss.

“Karena sore itu sekitar jam tiga , saat laporan stuffing barang lain saya serahkan kepada Pak Silo, saya juga menanyakan kepada Pak Silo, apakah alat-alat drun band itu distuffing juga, dan dijawab oleh Pak Silo, “tidak usah”, “distuffing besok saja karena yang datang belum lengkap” karena alat alat drum band itu bila distuffing memang tidak sampai container penuh” jawab Cak Gendon.

“Benarkah begitu Pak Silo” Tanya sang Boss pada Cak Silo.

“Benar Pak, tapi seharusnya dia kan tetap menstuffing walaupun tidak saya suruh ” jawab Cak Silo pelan, dan bibirnya masih dengan gemetar, dia masih berusaha membela diri.

“Jika alat-alat drun band itu tetap saya stuffing , saya tetap saja disalahkan, karena melakukan pekerjaan tanpa persetujuan dan sepengetahuannya, disamping itu bila sebagian yang lain datang, kita harus mengeluarkannya lagi dari dalam container untuk menata ulang, guna menyesuaikan dengan jumlah packagingnya” jelas Cak Gendon

“Saudara Silo, sampean adalah orang yang diberi wewenang untuk berkomunikasi dengan client kita, apakah sampean pernah mendengar kabar atau selentingan jika alat-alat drum band itu “harus diberangkatkan “ dengan kapal kemarin?” sang Boss bertanya pada Cak Silo, menyelidik.

“Tidak Pak” jawab Cak Silo lirih.

“Boss, dari paparan saudara Gendon, dan penjelasan semua pihak yang terkait, kita dapat menyimpulkan bahwa memang saudara Gendon tidak bersalah. Terus bagaimana dengan mutasinya dia, apakah perlu di tinjau kembali?” Tanya kepala personalia kepada sang Boss.

Sang Boss tidak segera menjawabnya, rupanya dia masih berpikir, untuk menimbang-nimbang agar keputusannya tepat.


Bersambung