Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Sajak: Aku Marah

Gigi menggegat gemeretak
Mata tajam menanatap nanar
Dada bergetar berdegup keras
Jantung berpacu berdetak kencang

Aku geram
Aku benci
Aku muak
Aku gemas

Hukum dipermainkan
Hukum diperdagangkan
Hukum digadaikan
Hukum disesatkan

Yang benar menjadi pecundang
Yang salah menjadi pahlawan
Yang benar tersungkur telentang
Yang salah berdiri mengangkang

Para durjana menjual maratabat
Para pendusta bermanis jidat
Para bedebah mengangkang negeri
Para pendosa berselimut suci

Oh
Inikah negeri para durjana?
Atau negeri para pendusta
Mungkin negeri para bedebah
Dan juga negeri para pendosa

23 comments :

  1. mmm..jadi terpancing juga pakde, begini:
    Jika engkau menggugat
    tentang negeri sakit ini...
    maka berdo'alah dengan santun...
    semoga bencana kan datang, menyerang kaum durjana,
    sisakan kaum papa yang polos cendekia

    Walau Negeri poranda, tanah ini tidak bergeming
    karena dipangku Bumi yang perkasa
    dari Tuhan Yang Maha Bijaksana...

    "Ya Tuhan bukankah engkau segala Maha?"
    "Matikan mereka, dan andai semua yang tidak berdosa terkena, ikutkan pula aku"

    ReplyDelete
  2. puisi tentang sekulumit pertanyaan dan protes yang sedang terjadi di negeri tercinta ini hehehe,,,

    ReplyDelete
  3. @aryadevi: pakde bener-bener gemes dengan berita akhir-akhirini, mau tutup telinga, tapi kedengaran, mau diam, tiperut ini mual

    ReplyDelete
  4. @Sofyan: benar Kang, pakde bener-benar geregetan, setiap hari tersiar berita bagaimana seseorang mempermainkan saudaranya sendiri

    ReplyDelete
  5. Aku geram
    Aku benci
    Aku muak
    Aku gemas (biasanya kata ini identik dengan hal-hal yang lucu Pakde)

    apakah pakde bisa melihat sebuah kelucuan di dalam konflik carut marutnya moral bangsa ini???

    ReplyDelete
  6. @Blog Keluarga Kesehatan: pakde gemas kepingin "nguyel-nguyel" pelaku ketidak adilan ini

    ReplyDelete
  7. ini negri para penjahat pakde, semoga kita yang tidak jahat masih boleh tinggal di sini.

    ReplyDelete
  8. ngene ae pakDhe,
    negeri repot pol ki dhe. Gimana kalo seluruh pucuk pimpinan kita ajukan diganti preman terminal ae, soalnya mereka terkadang lebih manusiawi dibandingkan pejabat
    menisan wis

    ReplyDelete
  9. @Prastyo:sampai kapan? entalah, karena virusnya juga cepat berkembang biak, kecuali ada yang punya obatnya

    @Muhammad A Vip:bagi yang sadar moga tidak ikutan jahat.

    @Djangan Pakies:ini baru cocok, karena dinegeri ini banyak premannya, termasuk preman berdasi, dan preman berseragam

    ReplyDelete
  10. Mbak malih Pakde, ngaturaken Djempol kalih untuk templatenya

    ReplyDelete
  11. @Djamagan Pakies: beginilah kalo jadi blogger yang "mudah kepincut" he he he....

    ReplyDelete
  12. puisinya bener-bener menggambarkan apa yang terjadi di negeri carut marut ini ... .

    awal awal memang berjuang ... .
    begitu kaya lha kok dikorupsi ... .

    ReplyDelete
  13. Turun ke jalan aja biar lebih jelas.

    ReplyDelete
  14. Ini sip Pak De, kalo misale para penyelenggara negara (dan orang2 penjual beli hukum) mbaca.

    Bila hukum tak lagi bisa dipercaya oleh rakyatnya sendiri, sudah waktunya blogger bertindak, hiyahaha..

    Ohya De, tampilannya juga sip, saya suka kombinasi warnanya. Sama itunya, deretan home, about, galerry dll yang diam ditempat.

    ReplyDelete
  15. masalahnya kita bisa bicara seperti ini karena kita gag ada di sana :( coba bayangkan jika kita di posisi tersebut?!!

    ReplyDelete
  16. @Harga Kentut Naik:itulah godaan manusia: harta, tahta, wanita

    @faceleakz:perasaan kalo turun ke bawah he he he...

    @Masbro:kira kira kita para blogger bisa bertindak apa ya?

    @Belajar Photoshop: benar juga kawan, mungkin kalo pakde yang disana keadaannya semakin parah he he he...

    ReplyDelete
  17. Ouw, ternyata ada pertanyaan balik dari Pak De Sulas untuk saya, heee..

    Hmmm, yang sederhana aja De. Menjadi pewarta yang baik mungkin. Sesederhana tampilan blog ini dan sebaik isinya.

    De, kalo misale pas maen ke jember, dalem aturi singgah kerumah..

    ReplyDelete
  18. @Masbro:waduh merasa tersindir ya? maafkan pakde he he he...

    @®obinhut :untuk mereka yang merasa he he he....

    ReplyDelete
  19. Mantapzz... pak De. Memang kita perlu melampiaskan suara hati nurani, walupun hanya dalam suautu karya puisi.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    ReplyDelete