Cak Kincut kaget bukan kepalang, seperti mendengar geledek di tengah hari, tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba mendengar berita yang tidak pernah dibayangkannya. Bagaimana tidak kaget, tiba tiba Cak Kriwul, bercerita jika kawan baiknya, Cak Bendol selama ini suka ngudal-ngudal wadi Cak Kincut.
Cak Kincut dan Cak Bendol sebenarnya dua sahabat karib yang sangat kenthel, alias ce-es plex, walaupun usia mereka sangat jauh jaraknya. Usia Cak Kincut lebih tua beberapa tahun dari Cak Bendol. Dan berkat bimbingan Cak Kincut lah Cak Bendol bisa mendapat posisi yang yang bagus di tempat kerjanya. Bahkan Cak Kincut menjadi tempat curhat Cak Bendol , baik masalah pekerjaan maupun keluarganya. Pendek kata Cak Kincut menjadi guru “spiritual” dari Cak Bendol. Ketika Cak Bendol mendapat promosi jabatannya, sehingga jabatan dia sekarang setara dengan Cak Kincut, Adalah Cak Kincut pula yang pertama kali mengucapkan selamat buat Cak Bendol.
“ Benar Cak, Cak Bendol tega berbuat begitu,? Tanya Cak Kincut pada Cak Kriwul.
“Bener Cak, dia sendiri yang mengatakannya padaku”, jawab Cak Kriwul.
“Emang dia ngomong apaan,?” selidik Cak Kincut.
Kemudian Cak Kriwul menceritakan semua yang pernah didengarnya dari mulut Cak Bendol, dari “A” sampai “Z”, tidak ada yang ditutup-tutupi, pokoknya bloko suto deh.
“Cak Bendol juga pernah bilang begini : Cak Kincut itu kagak perlulah lembur, karena laporan yang dibuat Cak Kincut kan selalu sama dengan sampean, dasar Cak Kincut, dia memang suka mencari muka, berlagak sok sibuk, sok akrab dengan pimpinan, berlagak lugu di hadapan pimpinan. Kan dia hanya menyalin laporan sampean.”. “ Begitu kata Cak Bendol padaku”, terang Cak Kriwul pada Cak Kincut.
“ Lhoh, Cak Kriwul kan tahu sendiri, kalau apa yang aku kerjakan itu kan atas perintah bos. Aku kan hanya melaksanakan apa kata atasan saja, kenapa mesti dipermasalahkan oleh Cak Bendol,” Cak Kincut balik bertanya kepada Cak Kriwul.
“ Mungkin diam-diam Cak Bendol mencoba bersaing dengan sampean Cak,” Cak Kriwul mencoba menganalisa.
“ Oalah Cak, Buat apa bersaing dengan aku, dia dan aku sekarang kan sudah sama jabatannya, kalau dia menginginkan pekerjaanku, akan aku menyerahkan dengan ihlas kepadanya, asal gajinya tetap buat aku ha ha ha….., kan aku bisa cangkrukan. Ha ..ha …ha……enak bukan nganggur, mendapat gaji, begitukan Cak Kriwul? , wkkkkkk,” sahut Cak Kincut dengan tertawa ngakak.
-ooOoo-
Cak Kincut masih penasaran dengan khabar yang didapat dari Cak Kriwul, dia takut apa yang disampaikan oleh Cak Cak Kriwul itu hanya fitnah, dan ada unsur mengadu domba antara dirinya dengan Cak Bendol. Maka dicarinya kesempatan yang tepat untuk mendapatkan kebenarannya dari Cak Bendol sendiri.
Kesempatan itu akhirnya datang, ketika mereka bertemu di musholah tempat mereka bekerja untuk menunaikan sholat ashar berjama’ah. Ketika sholat ashar sudah usai, Cak Kincut mendekati Cak Bendol.
“ Maaf Cak Bendol, bisa kita berbicara sebentar?. Cak Kincut minta waktu pada Cak Bendol untuk mengajak bicara. Kemudian mereka berjalan menuju pojok teras musholah, sehingga duduk mereka agak jauh dari yang lain.
“Aku minta maaf sebelumnya Cak, jika apa yang aku tanyakan ini nantinya membuat sampean tersinggung,” Cak Kincut memulai pembicaraan, Wajah Cak Kincut tampak tegang.
“Sampean mau tanya apa toh Cak, kelihatannya kok nyolo wedi, serius banget neh ,” berusaha mencairkan suasana, Karena melihat raut wajah Cak Kincut yang tegang.
“Begini Cak, aku tidak perlu menyebut nama seseorang, dia bercerita padaku kalau Cak Bendol di belakangku suka menjelek-jelekkan aku. Aku berharap cerita ini tidak benar adanya,”, ceplos Cak Kincut, langsung menuju sasaran, tanpa tedheng aling-aling.
“Memangnya dia ngomong apaan Cak,?’’, jawab Cak Bendol dengan tenang.
Kemudian Cak Kincut menceritakan seluruh cerita yang pernah di dengarnya dari “A” sampai “Z”, tanpa mengurangi sepotong kalimat pun.
Cak Bendol menjadi blingsatan, seperti cacing kepanasan, mendengar cerita Cak Kincut, wajahnya merah padam, entah dia marah atau malu, sampai-sampai dia tidak bisa berkata-apa.
“ Eeee…..,aku…aku……eeeee…aku…...” Cak Bendol tak bisa menyelesaikan kata-katanya. Lidahnya terasa kelu.
“Aku berharap semua cerita tadi itu tidak benar Cak, sehingga persahabatan yang kita bina selama ini tetap langgeng.” Tegas Cak Kincut lagi.
Cak Bendol hanya diam, membisu tidak mengatakan sepatah katapun, tidak meng-iya-kan dan tidak juga membantah.
Karena suasana menjadi beku, Cak Kincut mencoba mengalihkan pembicaraan ke topik lain. Tetap juga suasana tidak bisa mencair. Seperti ada penghalang antara Cak Kincut dan Cak Bendol.
jadi maksudnya bener ya pakdhe atau malah salah...
ReplyDeletebanyak di lapangan, dari pengalaman juga. didepan baik tetapi dibelakang menohok
ReplyDeletewah kalau yang saya tangkap nih, ada persaingan di dunia kerja dengan modus mengadu domba kayaknya, bener nggak pakde?
ReplyDeletebegitulah Pak hidup dalam lingkungan sosial, karena saya sendiri pernah mengalami hal semacam itu ketika masih kerja kantoran. Adaa saja suara-suara tentang kita. Kita berbuat A maka yang muncul Z, kita berbuat Z yang muncul A.
ReplyDeletememang lidah mampu membunuh karakter dan silaturrahim. Semoga kita terjauhkan dari yang demikian Dhe
sudah mewabah kemana-mana kasus seperti itu, pakde
ReplyDeletedi kantor temen semeja saja, kalo denger ada yang mau dipromosikan suka disikut-sikut
dirumah juga sama
istri baik-baik tidur aja bareng
kalo malem suka ditohok-tohok..
heheh piss...
mungkin di dunia kerja persaingan tidak sehat seprti ini sering terjadi Pakde..intinya kita harus bis memfilter omongan² dari diluar dan bekerja dengan benar dan jujr,,pasti hasilnya akan barokah...
ReplyDeletekarena klo di sekeliling kita udah ga ada orang yang seperti cak bendol berarti kita udah hidup di dunia yang lain, ya toh pakde? :D
ReplyDeletelah terus akhire piye Pakdhe.. bener atau ora? wah pakdhe Sulas bikin saya penasaran hehe
ReplyDeletemungkin bener ya, kan cak Bendol enggak bisa jawab tuh
di zaman sekarang yang namanya pekerjaan / usaha lainnya [dagang, bisnis, tender dll] saling menjatuhkan lawan bisnis / sesama karyawan sudah menjadi tradisi. hidup sebentar, nikmat sesaat, dunia dicari makin tidak terkejar bisa-bisa sengsara hidup. jadi kita kembalikan pada diri kita masing2 agar perbanyak ibadah agar terhindar dari jeratan nafsu duniawi yang berlebihan.
ReplyDeletetrims atas ceritanya, sukses selalu n TETAP SEMANGAT
salam sahabat
ReplyDeletehualah Pak de saya malah tertegun dengan nama nama yang sempat pakde tuliskan Cak kriwul dan reknnya ceritanya unik banget
semoga kita dilindungiNya
@Blog Keluarga Kesehatan: kira kira bagaimana ya, ya gitu dech he he he...
ReplyDelete@aryadevi sudut kelas: itulah yang sering terjadi, kita berharap janganlah kita seperti itu dalam meraih keberhasilan
@Mas Jier: dalam pergaulan semua cara sering
dilakukan untuk memperoleh apa yang diinginkan
@Djangan Pakies: memelintir kata, memelintir kalimat dan memelintir leher dan katatak bertanggung jawab lainnya memang sering digunakan orang untuk memetik keuntungan pribadi
@Rawins: husss....kalo menohok istri mah, itu kewajiban he he he..
@Sofyan: benar sekali, sedekat apapun dia ,kalo ada berita atau apalah namanya musti kita filter
@niQue: dan orang yang kayak dia itu banyak di sekeliling kita
@Lozz Akbar: kalo disimak dari lagunya, sampean pasti sudah bisa menebak
@Harto: senyampang kita sadar, kita harus menghindari perbuatan seperti itu
@Dhana/戴安娜: sampean bisa aja.
kelihatan kejam ceritanya
ReplyDeleteKata teman saya, teman yang baik adalah dia yang menikam dari depan, bukan tikam dari belakang. Maksudnya kira2, lebih bijaksana ngandani daripada ngrasani.
ReplyDeleteMasih ada lho PakDe, karakter seperti Cak Bendol itu. Weh, ternyata benar kata para wali nggih De. "Wong kang sholeh kumpulono.."
Salam hangat De,,
wah wah cak Bendol ya jangan begitu kok menyebarluaskan wadi ke banyak orang
ReplyDeletebener cerita yg menohok... ngga dimana - mana kadang aja yg ngga senang dengan kita tp ngomong nya dibelakang belakang... intinya kita harus siapkan banyak2 amunisi yg namanya "sabar..."
ReplyDeleteMenulis sebisanya, blogging sesempatnya aja bisa ada karya semacam ini :)
ReplyDeleteDe ini kritik pemerintah atau fiksi.... :D
ReplyDeletetohok menohok teman sejawat sepertinya dhe
ReplyDeletedia yang berbuat, meskipun
taulah bingung dhe
memang itu fakta yang sering terjadi pakde :)
ReplyDeletejadi inget status BBM most wanted person di indonesia m.nazarudin "lebih baik fitness daripada fitnah"
ReplyDeletesemoga kita dijauhkan dari fitnah
salam dari malang kang
Assalamu 'alaikum wr. wb.
ReplyDeletewaah ktinggalan neh... aq brusaha menikmati kisahnya.
Maaf pakde, bru smpat nongol lagi. Salam takzim :) Marhaban yaa Ramadhan, mohon maaf lahir bathin :)
Sopo salah bakale seleh, kalau cuma isu mending di luruskan, kalau cuma di provokasi, di jewer ae provokatore hehehe
ReplyDeleteNuwun Pakde.. :)