Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Bocah Tua Berkumpul

Kalau para bocah kecil berkumpul, sudah pasti dapat dibayangkan betapa hebohnya mereka, Tingkah polah mereka yang lucu-lucu. Ada yang bawel, ada yang kolokan, ada juga si pemberani pokoknya seru deh.

Berkumpulnya para bocah tua kemarin bukanlah suatu kesengajakan. Jadi jangan heran bila acaranyapun hancur –hancuran. Kami ini bukanlah para bocah yang baru belajar pipis he he he… tetapi para bocah yang sudah pada ubanan, rambut kami sudah pada memutih dan sebagian sudah pada ompong karena gigi kami sudah banyak yang rontok, biasalah sudah mendekati musim gugur   wkkk wkkkk

Namanya juga kumpulan bocah, pasti serulah, aneh-aneh saja tingkah lakunya, tidak jauh berbeda tingkah kami seperti sewaktu masih bocah dahulu. Ini bukanlah reuni yang direncanakan, semua serba dadakan, bahkan siapa yang datangpun tidak ada yang tahu.

Ohh..Yah. Kami yang berkumpul layaknya kumpulan bocah kecil ini adalah alumni perguruan tinggi di Surabaya, kami berpisah kurang lebih sudah dua puluh satu tahun, tepatnya berpisah pada tahun sembilan belas sembilan puluh.

Saat selesai sholat magrib hapeku berdering, ketika aku angkat ternyata yang berbicara di seberang sana adalah seorang kawan lama kami yang lama tidak pernah bertemu sebut saja saja namanya Si Kurus, emang dahulu badannya kerempeng , dia tahu nomorku karena diberitahu oleh seorang kawan lain yang memang masih sering berkomunikasi dengan aku .

Tidak menyia-nyiakan waktu aku menelpon Sugeng Wage, kawan lama yang masih sering berkomunikasi, karena dia tinggal di sekitaran kampung wage. Kami bersepakat untuk berkumpul di rumah Sugeng Wage, karena si Kurus juga kepengin tahu rumah Sugeng Wage, alasan lainnya adalah juga lokasinya yang strategis.

Diwaktu yang sama kawan Si Kurus menelpon seorang kawan lama yang baru saja tiba dari Ambon, karena ada keperluan dinas di Surabaya, sebut saja kawan satu ini dengan Letkol, karena dia memang berpangkat Letkol.


Berangkatlah aku ke rumah si Kurus, ternyata tempat tinggalnya masih di Surabaya juga, kira –kira naik motor empat puluh menit dari tempat tinggalku, Setelah tiba di rumah si Kurus , kami berbincang sejenak dan diperkenalkan dengan keluarganya, saat berpisah dulu kami semua masih pada membujang , Akhirnya kami berdua ke Makodam, untuk menjemput sang Letkol, untuk diajak ke rumah Sugeng Wage.

Sebenarnya Makodam dengan rumah Sugeng Wage sangatlah dekat, karena bisa lewat jalan TOL( jalan bebas hambatan) yang bisa ditempuh lima belas menit saja.

Karena Sikurus yang sok tahu arah dan jalan, akhirnya malah kami bertiga ( aku, Si Kurus, dan Letkol) salah jalan dan tersesat, sehingga bablas ke kota Sidoarjo. Jadilah kami nyasar ke Alun-alun Sidoarjo. Dari alun-alun kami menelpon Sugeng Wage jika acara berubah, dan meminta dia untuk meluncur ke alun-alun Sidoarjo.

Setelah menunggu sekitar dua puluh menit, datanglah si Sugeng Wage. Tentu saja Sugeng Wage marah-marah karena dia sudah terlanjur menyiapkan keperluan kumpul –kumpul ini di rumahnya. Acara selanjutnya ke Restoran Lesehan di wilayah Taman Pinang, yang kira kira lima belas menit perjalanan. Sampai di restoran lesehan sekitar pukul sembilan lebih tiga puluh menit malam.

Setelah pesan makanan, kami ngobrol sana sini menceritakan kehidupan kami masing-masing, tentu tidak lupa menceritakan istri dan anak-anak kami. Pokoknya gayenglah. Kala sedang asyik ngobrol datanglah tamu restoran di sebelah meja kami. Kami saling memandang sekiranya kami sudah pernah saling kenal. Benar, dia adalah kawan lama kami saat kuliah, dia adalah si Komitmen, karena dia memang sangat menjaga apa yang telah menjadi komitmennya. Jadialah dia bergabung dengan kami,pastilah acara makin seru he he he….

Saat makanan sudah siap ,bertanyalah kami kepada si pelayan, “ Restoran tutup jam berapa?” tanya kami. “Pukul sepuluh pak”, jawab si pelayan.

“Waduh!! waktu kita cuman sepuluh menit lagi”. Aku berguman lirih. Kagak serulah baru juga duduk sudah harus pergi, padahal kami belum punya acara selanjutnya.

“Mbak kami agak lama dikit boleh nggak, karena kami menunggu kawan lain”, Tanya Si Kurus berbohong.

“Nggak apa-apa pak, silahkan menunggu kawan-kawan bapak”, jawab si pelayan.

Benar juga belum juga kami selesai makan, datanglah si pelayan mendekati kami. Kami saling berbisik “ Nah loh, kita pasti mau di usirnya, karena mereka mau tutup” bisik Sugeng wage.

“Maaf bapak-bapak, karena kasir kami mau tutup, mohon bapak menyelesaikan dulu administrasinya, kalau bapak-bapak masih mau disini silahkan saja”, kata si pelayan.

Setelah kami menyelesaikan administrasinyai, restoran tutup, jadi lampu penerangan yang menyala hanya di atas meja kami. Kami tetap saja melanjutkan makan, sambil ngobrol dan sendau gurau.

“Minumanku mana?” seru si Komitmen, tiba-tiba menanyakan minumannya. Kami baru sadar jika belum memesankan untuk kawan kami si Komitmen karena memang baru datang.

“Ahh, sudahlah….kamu kagak usah minum juga kagak apa-apa”, canda Si Kurus.

“Kagak bisa, aku harus minum”, si Komitmen menjawab dengan mata agak melotot.

“ Bagaimana kalau kita undi saja?, siapa yang kalah kagak dapat minuman, setuju?” usul Sugeng Wage. Dan usulnya kami setujui.

Hummmm pimmm….pah wolak-walik gambreng…….. Kami mengadakan undian dan suit, untuk menentukan pemenang. Persis kaya anak kecillah.

Setelah di undi yang kalah adalah si Komitmen, akhirnya dia kagak dapat minuman. Tiba-tiba dia berdiri keluar dari restotran.

“Ehh… kemana?, gitu saja ngambek, pulang”. seru Si Kurus

“ Siapa ngambek?, aku mau ambil air aqua di mobil”, seru si Komitmen. Akhirnya kami semua ketawa ngakak. Dan kami meneruskan acara kangen-kangenan ini yang disertai mengingatkan kenakalan-kenakalan kami saat kuliah dulu.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, kami masih belum puas dengan kangen-kangenan ini. Kami lihat para penjaga restoran sudah pada tidur, mungkin mereka tidak tahan menunggu kami yang masih begadang.

Kami kemudian mencari lokasi lain untuk cangkrukan agar acara reuni ini lebih gayeng. Dengan kebal-kebul menghisap rokok joinan, persis deh sewaktu kuliah dulu, kami selalu membeli rokok satu bungkus yang kemudian dikeroyok bersama dan minum kopi hangat. Ahhh...nikmat sekali hidup ini... begitulah kira kira yang ada pada hati kami saat itu.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Kami sepakat mengakhiri pertemuan ini, yang ada hanyalah kebahagian ,karena bertemu kawan-kawan yang sudah lebih dari dua puluh tahun tidak bertemu. Entah kapan lagi kami dapat kumpul-kumpul kembali.

Sampai dirumah kembali sudah pukul empat pagi, waktu shubuh .

Karena aku mempunyai bakat penyakit darah tinggi atau hypertensi, sudah bisa diduga jika habis begadang pada harinya kepala bagian belakang terasa nyut...nyut....nyut.... Yahh... kambuh lagi

15 comments :

  1. wah setengah dadakan pakde? reuninya....lebih senang yg begitu...ga ada formalitas...seperti hubungan yg apa adanya ga ada kekakuan...semuanya enceeer.....grrrr ^__^

    ReplyDelete
  2. meski mendekati musim gugur, yang penting bisa bersemi kembali yang PakDhe. Kopi sak jembung gedhe diombe 10 lambe karo gaple wkwkwk {[itu dulu].
    wah punya hipertensi juga nih pakDhe, kalo saya cenderung hipotensi dan gejalanya sama kalo semalem begadang, paginya sirah nyut yut

    ReplyDelete
  3. ternyata pakde masih kuat begadang juga yaaa, walopun akhirnya jadi cenut-cenut. kalo saya paling ga kuat begadang pakde, kecuali kalo begadang yang satu itu.
    suatu pertemuan yang sangat indah dan mengesankan walopun tanpa perencanaan.

    trims atas kisahnya, semoga sukses selalu n TETAP SEMANGAT

    ReplyDelete
  4. kalau reuni seperti itu terlihat menyenangkan karena tempatnya pun tidak diduga. sangat seru.

    ReplyDelete
  5. wah reoni nih,,,jag kesehatan Pakde jangan suka begadang,,,ingat kata bang Haji Rhoma Irama,,hehehe

    ReplyDelete
  6. jiahhh.. ini pasti bocah2 nakal :D

    seneng banget ya bertemu teman2 lama. mudah2an tetep terjalin silaturahmi sampe terpisahkan maut..

    ReplyDelete
  7. Saleum,
    wah jangan sering2 begadang pakde sulas,... gak baek untuk kesehatan lho...
    saleum dmilano

    ReplyDelete
  8. ternyata reunian toh pak de... kirain cerpen apaan gitu lihat judulnya.. Asyik ya...

    ReplyDelete
  9. biar kambuh yang penting sudah begadang seru. ngebayanginnya sampai miring-miring kepala saya pak de.

    ReplyDelete
  10. emang asyik kalau berkumpul dengan kawan-kawan lama pakde

    ReplyDelete
  11. Wah seru banget Pak Dhe, jdi serasa ikut reunian sama teman lama.

    Pasti masih banyak lagi yng ingin diceritakan.

    Semoga lain kali Pakde bisa nyambung lagi dengan teman-teman Pakde.

    ReplyDelete
  12. wah jadi ingin ketemu teman lama juga nih

    ReplyDelete
  13. saya nyari teman lama di fesbuk gak ketemu. mereka gak punya akun atau pake nama samaran ya? pengin lihat gimana tampangnya sekarang.

    ReplyDelete
  14. wah asyik tuh ketemu teman2 lama

    ReplyDelete
  15. asswrwb... kl sdh lama g ketemu mmg waktu serasa cpt berlalu nggih Pak De... *mesakke sing njagi restoran lesehan sampek ketiduran..wkwkwk^_^

    ReplyDelete