Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Harapan itu Kian Pupus ( Apapun Akan Aku Lakukan )

Wayang kulit performance, Museum Wayang, Jakar...

Image via Wikipedia

 

Pandangan Bagong  terasa nanar, hidangan di meja makan yang telah disiapkan oleh istrinya yang paling dicintrongnya tidak juga disentuhnya. Napsu makannya sirna ditelan ombak yang mengharu biru batinnya, padahal biasanya napsu makan Bagong kayak orang satu kampung lapar, nasi satu bakul habis dimakan sendiri, sampai –sampai tidak ingat kalau mertuanya ada di depannya.

Nafasnya terasa sesak dan tersengal-sengal seakan akan terhimpit dinding tebing yang amat kokoh. Luluh – lantak jiwanya seakan menjadi butiran debu yang berterbangan seperti debu - debu jalanan yang yang diterbangkan oleh truk pasir lewat jalan yang tidak beraspal. Benar-benar hancur apa yang telah diangankannya hilang tak berbekas ditelan ketidakpastian.

Samar-samar masih terngiang pebicaraan antara dia, istri dan dokter specialist kandungan yang biasa dikunjunginya untuk konsultasi.

“ Pak dokter, kami sudah beberapa bulan ini,selalu rutin datang kesini, tapi kok istriku belum juga hamil ?”, Bagong memulai pembicaraan.

“ Kami juga telah melaksanakan  saran dokter  untuk mengatur intensitas hubungan suami – istri dan minum obat yang dokter berikan” Bagong melanjutkan bicaranya.

Dokter itu dengan penuh perhatian  mendengarkan  apa yang diutarakan ( bukan diselatankan, apa lagi dibaratkan) oleh Bagong.

“ Bapak harus sabar, jangan mudah menyerah dan putus asa dalam berusaha. Insya Alloh , Tuhan akan mengabulkan keinginan Bapak dan Ibu”, dokter itu mulai menjelaskan, dan melanjutkan lagi penjelasannya.

“ Setelah saya analisa dari hasil test  HSG yang telah ibu lakukan didapatkan data medis bahwa mulut rahim ibu sebelah kiri tampak buntu, sedang rahim sebelah kanan tampak ada benjolan yang menutup sebagian besar mulut rahim ibu” jelas dokter itu

“ Maksudnya bagaimana dok”, Bagong penasaran.

“ Begini Pak, karena mulut rahim sebelah kiri ibu buntu, maka sperma  tentu tidak dapat masuk  untuk membuahi sel telur Ibu, Sedang mulut rahim yang sebelah kanan,  ada benjolan yang menghalangi jalan masuknya sperma untuk membuahi sel telur” dokter itu menjelaskan.

“Artinya kami tidak akan bisa mempunyai anak?”, tanya Bagong setengah tak percaya.

“ Bukan begitu Pak, Bapak masih punya peluang untuk mempunyai anak,karena benjolan yang menutup mulut rahim Ibu sebelah kanan itu tidak menutup semua, masih ada celah , sehingga masih ada peluang untuk membuahi sel telur,jadi bapak masih mempunyai peluang, tapi Bapak harus sabar” ,dokter mengakhiri penjelannya.

“ Dokter itu mengatakan ‘bapak harus sabar’,  maksutnya pasti ‘kamu sulit mempunyai anak’”,desah Bagong dalam hati.

Entah bagaimana cara mengungkapkan perasaan Bagong ,dunia ini baginya seakan sudah kiamat sudah tidak ada lagi pengharapan baginya.Dunia ini bagai gelap gulita sudah tidak ada lagi penerang .

Dalam perjalanan pulang Bagong dan istrinya sama-sama diam seribu bahasa, mereka tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan masing-masing.

Reblog this post [with Zemanta]

2 comments :