Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Secangkir Kopi Hitam

Cak Nono, terlihat  seperti mencari sesuatu di pantry. Itu bisa dimaklumi karena Cak Nono memang jarang masuk pantry di tempat kerjanya. Setiap harinya office boy yang selalu menyiapkan minum di meja cak Nono. Segelas air putih itulah yang selalu siap di meja.

Dibukanya setiap laci lemari pantry, diperiksanya satu persatu isinya.
“Nah ini dia yang aku cari”, guman cak Nono dalam hati. Diambilnya sebuah cangkir, kemudian sebuah  tatakan cangkir. Bergeser ke kanan , kemudian dibuka laci lemari, kemudian dimbilnya kopi hitam dan gula. Diambilnya satu sendok takaran kopi dan dimasukkan ke dalam cangkir. kemudian dimasukkan gula putih tiga sendok teh kedalam cangkir.

“Sekarang siap dituangi air panas”, guman Cak Nono dalam hati. Cak nono kemudian menuangkan air panas yang sudah siap. Diaduknya  penuh dengan perasaan , seolah dia sudah ahlinya membuat kopi yang nikmat.

 “Ok, Selesai sudah, sekarang tinggal menikmatinya” , guman cak Nono, sambil meremas remas tangannya, yang kemudian ditiup kedua tanganya, sebagai tanda puas. “ Huaahh”

Dibawanya secangkir kopi buatannya ke dalam kantor, beberapa kawan Cak Nono merasa heran , karena tidak biasanya dia meminum kopi.

“Dengaren ngopi Cak”, sapa kawannya , mengungkan penasarannya.

“ Lagi kepingen  Cak”, jawab Cak Nono ringan

Disruputnya kopi buatannya yang masih agak panas, “Hmmmm....nikmatnya”, kata cak Nono dalam hati.
Setelah beberapa sruputan...minum kopi Cak Nono segera melakukan aktivitas seperti biasanaya, mengerjakan tugas tugasnya.Rupanya kopi yang masih hangat  itu sangat meggoda Cak Nono, disruputnya kopi itu sampai habis.

Ketika hari sudah menjelang sore, waktunya cak Nono mengakhiri tugasnya hari ini, dia bersiap siap pulang. Tiba tiba dia merasakan sesuatu di perutnya. “Aduh perih sekali perutku”, kata cak Nono dalam hati.“Perasaan aku tidak makan yang asam-asam tadi”, guman cak Nono dalam hati.

“Ada apa Cak?”, tanya kawannya, kawannya merasa heran dengan tingkah cak Nono yang memegangi perutnya, dan wajahnya agak meringis menahan sakit.

“Perutku perih melilit Cak”, jawab Cak Nono.

“Sampean habis makan yang masam-masam kali?”, kata kawannya.

“Ya enggaklah, aku kan punya sakit  magh, jadi gak berani makan yang begituan.
“Atu sampean minum sesuatu ?” tanya kawannya lagi.

“Apa gara gara minum kopi ya?”, kata Cak Nono setengah bertanya.
“Nahhh... itu dia Cak, kadang kadang ada orang yang tidak dapat minum kopi, karena membuat perutnya kembung dan perih, apalagi sampean kan punya riwayat sakit magh”, kawannya menjelaskan.

Kemudian cak Nono menepuk tepuk perutnya, dan dirasakan memang kembung.

“Benar cak perutku juga kembung”, kata cak Nono.

“Pulang kerja langsung mampir ke toko obat saja Cak, beli obat kembung atau obat magh.

“Iya, Cak”, kata Cak Nono.

Sepulang kerja Cak Nono langsung mampir ke apotik yang dekat rumagnya untuk beli obat magh.

0 comments :

Post a Comment