Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Surat dari Junior

Aku memang pulang agak larut malam , karena harus menyelesaikan pekerjaan yang belum kelar, orang biasanya menyebutnya lembur. Aku memang harus lembur karena pekerjaan harus selesai , sebab sudah deadline.

Setiba di rumah, rumahku tampak sepi, dan gelap, karena lampu di rumah sudah dimatikan semua. Aku tidak perlu ketuk-ketuk pintu apalagi sampai menggedor-gedor pintu untuk membangunkan orang yang ada di dalam rumah untuk membuka pintu pagar atau pintu rumah, karena aku sudah membawa kunci sendiri, agar tidak merepotkan orang yang ada di rumah.

Setelah mandi, dan sholat isya’ aku segera menuju ke kamar tidur untuk beristirahat, tidur. Malam itu aku sengaja tidak online, blogging, karena memang sudah sangat capai serta mengantuk dan besok harinya pekerjaan sudah menunggu. Di kamar tidur aku pandangi mboke ndewor, ibunya arek-arek tampak pulas, mungkin dia kecapaian setelah seharian mengurus anak dan pekerjaan rumah. Sedang putraku yang tidur di sebelahnya tampak gelisah . Aku kemudian menempelkan tanganku di dahi putraku untuk mengetahui mungkin suhu badannya tinggi, ternyata normal-normal saja. Lega hatiku, ternyata putraku tidak sedang sakit. Tapi aku masih penasaran disebabkan tidur putraku yang begitu gelisah. Biasanya putraku tidurnya gelisah jika suhu badannya tinggi atau sedang sakit.

Aku rebahkan tubuhku disamping putraku, untuk tidur. Kresek….kresek…terasa ada benda aneh di bantalku. Aku bangun dan duduk kembali untuk memeriksa bantalku. Ternyata ada selembar kertas yang dilipat rapi yang tampaknya sengaja diletakkan di atas bantalku. Aku mencoba untuk membacanya, tapi tidak tampak jelas karena memang lampu kamar yang remang-remang. Aku kemudian bangkit, berdiri, kemudian berjalan keluar dari kamar tidur menuju ruang tamu. Setelah lampu aku nyalakan, sekarang tampak jelas tulisan yang ada di selembar kertas tadi.

Hemm… ternyata sebuah surat. Ya, sebuah surat dari junior, Gadhang putraku. Surat ini hanya terdari dari beberapa kata. Sangat pendek memang tapi sangat menyentuh perasaanku. Tulisannya juga tidak terlalu baik tapi mudah dibaca, karena di memang baru kelas tiga sekolah dasar.


To : Ayah

JARENE JANJENI AKU
MLAKU-MLAKU
NUMPAK MIO PISAN
TAPI JANJINE DI INGKARI
POKOKE AKU JEK MANGKEL YAH

Gadhang

Jika dibahasa Indonesiakan artinya kurang lebih sebagai berikut.

To: Ayah

Ayah berjanji padaku
Untuk jalan-jalan
Naik motor Mio
Tapi janjinya diingkari
Aku masih kecewa, Ayah


Gadhang.

Aku memang menjajikan pada putraku untuk jalan-jalan pada hari Minggu . Aku jadi teringat bila pada sore tadi, yang seharusnya aku sudah pulang kerja, tapi karena pekerjaan belum kelar maka aku masih berada di tempat kerja. Putraku menelpon untuk menanyakan kapan pulang, akupun menjawab kalau aku belum bisa pulang cepat karena masih banyak pekerjaan. Kemudian dia menanyakan lagi apakah rencana jalan-jalan besok hari Minggu tetap dilaksanakan, aku dengan terpaksa memberitahunya jika rencana hari Minggu untuk acara jalan-jalannya tidak jadi dilaksanakan Karenna pada hari Minggu ini aku masih harus kerja, aku menjanjikan pada hari libur berikutnya. Setelah mendengar penjelasanku, putraku diam saja dan tilpon ditutup.

Malam itu aku harus memutar otak untuk mencari solusi agar putraku tidak terlalu kecewa. Aku tidak mau dianggap sebagai orang tua yang suka ingkar janji, Aku harus memberi contoh yang baik, harus menepati janji. Sementara akupun tidak ingin melalaikan tugas dan pekerjaanku.

oooOooo


Setelah selesai sholat shubuh, aku kemudian membangunkan putraku. “ Mas, ayo bangun Mas, ikut jalan-jalan tidak?”. Dia hanya membuka matanya tidak langsung bangun dari tidurnya, raut wajahnya menunjukkan kalau dia masih gondok padaku.

“ Ayah tidak lembur?” tanyanya padaku.

“Ayah lembur, Mas “ jawabku dengan tersenyum.

“Ayah kok ngajak jalan-jalan, “ tanyanya lagi, masih dengan cemberut.

“Gini Mas, pagi ini kita jalan-jalan, keliling-keliling kota, setelah itu kita andhok soto ayam di Tugu Pahlawan. Pokoknya jam delapan pagi kita harus sudah sampai di rumah kembali, karena ayah harus kerja. Setuju?”

“Setuju Yah,”, jawab putraku dengan mata yang berbinar-binar, tanda kalau dia sangat bahagia. Aku turut gembira karena wajah putraku memancarkan raut bahagia. Seketika dia langsung bangkit bangun dari tidurnya kemudian turun dari tempat tidur dengan bersemangat, dan dengan senyam-senyum dia menghampiri ibunya untuk diajak ikut serta jalan-jalan.

Kemudian aku mengeluarkan motor mio yang sudah dimodifikasi, ban belakangnya di diganti dengan roda yang besar seperti roda mobil bemo he he he…..

Dan Rrrrreeng… rrrnnng kami bertiga di pagi yang masih dingin njekukut menyusuri jalanan di kota Surabaya yang masih sepi.

10 comments :

  1. Janji adalah hutang pakdhe... iya kalo cuman hutang, ternyata janji jugasebuah harapan, kebahagiaan buat seseorang, contohnya ya juniornya pakdhe.... hehehe.......

    Cocok bener dah, jalan pagi makan soto....

    ReplyDelete
  2. dari anak kecil yang memang masih berharap besar, tentu dengan keterbatasan pemahamannya melihat kondisi orangtua, sering membuat terharu...

    ReplyDelete
  3. wah motore gaul juga sampean pakde, pake ban besar segala hhh.
    walo njekukut kademen, untuk sebuah janji dan kasih sayang, hembusan angin pagi terasa anget, sehangat perasaan Mas Gadhang yang sudah tidak mangkel lagi pada sang ayah.
    Kadang hal sepele tapi kita egois atas keadaan kita. pikiran anak yang sederhana seringkali tidak sampai paham apa yang kita lakukan. dengan langkah itu walo kathisen, pakde telah mengajarkan sebuah pendidikan yang baik pada anak.

    ReplyDelete
  4. setuju sama komentar pertama kang.. janji itu.. apapn bentuknya tetaplah hutang... berbahagialah kita dengan cara apapun jika kita bisa menunaikannya :)

    ReplyDelete
  5. Asyik nih akhirnya jalan2..untng saja dibuatkan surat,.kalau tdk bsa lupa tuh janjinya hehe

    pertama ni pakde dirumah baru hehe

    Asyik nih akhirnya jalan2..untng saja dibuatkan surat,.kalau tdk bsa lupa tuh janjinya hehe

    pertama ni pakde dirumah baru hehe

    ReplyDelete
  6. asyik sekali ini. utang dibayar lunas...

    ReplyDelete
  7. wes pakde nang di jak mlaku mlaku gowo mio....

    ReplyDelete
  8. salam sahabat
    wah pakde ada kata MBOKE NDEWOR INI siapa hehehehe masa mengatakan begitu se pakde hehehehe
    motor mio rek xixixixi

    ReplyDelete
  9. Asyiknya...gara2 pakde dpt surat, baru tepati janji...ngomong2 yg buat surat umur brp pakde...pinter banget ya..

    Pakde...templatenya keren dan tadinya aku bingung bukanya, oh ya apa emg gak ada follownya ya ( aku yg bodoh gak ngerti caranya )..

    ReplyDelete
  10. Sebuah surat yang mengingatkan kebersamaan belahn jiwa dapat merasakan indahnya suasana dalam kehidupan berkeluarga ya Pak De.

    Sukses selalu
    Salam
    Ejawantah's Blog

    ReplyDelete