Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Karma Buat Ning Ciprut

Hati Ning Ciprut benar-benar berbunga-bunga, karena hari ini hari yang sangat dinantikan, baik bagi dirinya maupun keluarganya, terutama oleh sang ayah. Ning Ciprut sudah sangat lama menyandang predikat perawan kasep, alias perawan tua. Coba bayangkan saja saat ini dia sudah menginjak usia tiga puluh tujuh tahun, belum juga merasakan belaian dari seorang pria pujaan hati.


Sejatinya wajah Ning Ciprut tidaklah buruk, bahkan bisa dibilang manis, sehingga tidaklah membosankan jika dipandang, tapi entah mengapa selama ini tidak pernah ada seorang priapun berusaha merebut hatinya.

Sejak usia remajapun orang tua Ning Ciprut tidak pernah melarangnya dekat dengan para jejaka seusianya, ibarat kata “carilah jodohmu menurut seleramu asal layak dijadikan pendamping hdup”. Namun begitu Ning Ciprut seperti kena “kutukan”, setiap menyambung asmara dengan pria , selalu kandas, dan tak pernah berlangsung lama. Akhirnya dia dilangkahi oleh adiknya atau kedahuluan oleh adiknya. Sejak saat itu dia malah tidak pernah lagi dekat dengan pria.

Orang tua Ning Ciprut pun tak pernah lelah untuk mencarikan jodoh untuk putri sulungnya ini, sampai sampai orang tua Ning Ciprut bernazar jika ada pria yang mau menikahi putri sulungnya itu, maka sebagian harta miliknya akan deberikan kepada menantunya itu, asal sang menantu sayang pada putrinya, walaupun sang menantu belum bekerja alias pengangguran.

Akhirnya datang juga penantian itu, datanglah seorang pria yang gagah dan tampan yang bersedia menyunting Ning Ciprut, menurut gosip para tetangga, pria itu sebenarnya juga masih mambu-mambu dulur atau masih kerabat jauh dari keluarga ayahnya. Waktu dan tempat pernikahan pun telah ditentukan.

Inilah hari pernikana itu. Jangan ditanya betapa ramai dan sibuknya rumah orang tua Ning Ciprut. Para sanak-kerabat, keluarga sudah datang untuk menjadi saksi pernikanan yang sangat dinantikan. Rumah pengantin putri sudah dihias dengan meriah dan megah, tidak lupa penjor yang dihias dari janur kuning sebagai tanda selamat datang untuk para tamu berdiri dengan megah. Para undanganpun sudah banyak yang datang, kepingin menyaksikan pernikahan yang agung ini. Ning Ciprut pun dihias bak putri raja.

Diantara segala kemegahan dan keramaian itu terbesit rasa kecemasan di hati Ning Ciprut dan hati orang tuanya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tapi belum juga tanda-tanda datangnya pengantin pria untuk melangsungkan pernikahan. Yah, seharusnya pernikahan sudah dilaksanakan sekarang.

Hati Ning Ciprut berbunga-bunga ketika serombongan dari keluarga pengantin pria datang, salam peluk-cium mesra pun terjadi. Tetapi kebahagian itupun juga cuma sesaat , ternyata pengantin prianya tidak ikut di dalam rombongan.

Harap-harap cemas bergelayut dihati Ning Ciprut dan keluarganya, bak menanti hujan pada hari yang terik, karena tanda tanda kedatangan pengantin pria belum juga nampak. “ Gerangan apakah yang terjadi, mengapa calon pengantinku belum juga datang,” bertanya Ning Ciprut dalam hati.

Waktu begitu cepat berlalu, hari sudah malam tetapi pengantin pria yang ditunggu belum juga datang. Wajah-wajah sedih, dan kuyu , tak ada tawa bahkan hanya sekedar tersenyum adalah hal yang langka, begitulah pemandangan yang ada di rumah Ning Cipluk yang sedianya menjadi tempat perhelatan pernikahannya. Mereka saling diam dan ada juga yang berbisik, entah apa yang mereka bicarakan, tak jelas memang.

Hati Ning Ciprut dan keluarganya bagaikan disambar petir disiang bolong. Gelegar yang sangat mengagetkan. Sebuah berita yang mengejutkan. Suatu khabar yang tak dapat dipercayanya. Telah datang khabar dari keluarga pengantin pria . Mereka mengabarkan jika sang pengantin pria telah pergi meninggalkan rumah tanpa pesan, tanpa pamit dan tanpa tahu tujuannya.

Ning Ciprut tak sanggup menyembunyikan kesedihannya . Tetapi dia tidak dapat menangis lagi, dia hanya bisa meneteskan air mata. Beban begitu berat menghimpit dadanya. Sesak dan sakit hatinya. Remuk redam dia telah dipermalukan. “ Tuhan, dosa apakah yang telah aku perbuat, sehingga aku dan keluargaku dipermalukan seperti ini,” jeritnya dalam hati. Sejurus kemudian Ning Ciprut pingsan.

Gosip yang berkembang belakangan, peristiwa ini sebenarnya adalah sebuah karma buat Ning Ciprut. Masih menurut gosip pula, saat masih menjadi perawan sunthi ,perawan kembang kampung ini pernah menghina seorang pria. Dan pria itu mengutuk Ning Ciprut tidak akan mendapatkan jodoh seumur hidupnya.

31 comments :

  1. wah ini beneran pak ?....
    walau begitu tetap berarti bahwa hati-hati dalam berucap. karena mulut ini adalah harimau juga....

    ReplyDelete
  2. apakah ini kisah nyata Pakde?
    apakah kutukan pria itu mujarab?
    bukankah segalanya hanya bisa terjadi klo di-approved sama Tuhan?

    ditinggal kawin bisa saja memang itu yang terbaik bagi Ning Ciprut, ketimbang dinikahi tapi cuma sehari, karena suaminya meninggal mungkin? atau yg terjelek, ternyata laki2 itu punya penyakit parah, misalnya? :D
    jadi sedih sih dipermalukan, dan inilah momen yg paling sulit, mensyukuri karena itu pasti yg terbaik dri Tuhan.

    *ngomong gampang, njalaninya?*

    ReplyDelete
  3. Hmm,,,cerita ini juga sering saya dengar Pakde,,tapi apakah itu karena ulah si Neng Ciprut Dhe...postingan yang penuh dengan tanda tanya..

    ReplyDelete
  4. ada ya memang kasus seperti itu pakde, ya semoga saja laki-laki yang mengutuk itu cepat sadar dan mencabut kutukannya, masalah kutuk mengutuk sepertinya hanya Alloh deh yang berhak, memangnya pria tersebut yang paling sempurna dan tidak punya salah
    maaf bila salah
    salam

    ReplyDelete
  5. salam sahabat
    lhoh ganti baju lagi Pakde?hehehehe
    itulah sebabnya kita diwajibkan untuk menjaga segala apa yang klita lakukan dipikirkan kata orang cina HOU SAM CO WAISI alias tindakan yang penuh ketulusan namun akibatnya kurang bagus xixixix semoga Allah memudahkan segala urusan kita ya Pakde,terima kasih

    ReplyDelete
  6. wah serem nih kena kutukan..

    ReplyDelete
  7. beneran gak neh, pakde
    serem amat ya...

    ReplyDelete
  8. @aryadevi sudut kelas: kisah ini sebagian benar, sebagian "rekayasa", kagak mungkinlah kita kisahkan sebenarnya he he he...

    @niQue: sebagian benar kisah ini, tentang kutukan, dan hinaan, itu selalu sering berhubungan bukan, tentang siapanya (pri dan wanita)tak perlu dimasalahkan, tetapi menghina itu tetap tindakan tak terpuji.

    @Sofyan: menurut kabar burung memang begitu, soal kenarannya hanya ning ciprut yang tahu.

    @Thanjawa Arif : kisah ini memang demikian,soal siapa yang salah dan benar hanya mereka yang tahu.

    @Dhana/戴安娜: selama belum bosan dan menemukan yang sreg, pakde terus berganti baju

    @fb: sebagian dari kisah ini benar adanya, soal kutukan , Tuhan yang tahu segalanya.

    @Rawins: kisah ini memang terjadi, tentu ada cerita rekayasanya.

    ReplyDelete
  9. teringat kebiasaan orang Jawa bilang kalo dia udah dikunci jodohnya jadinya sulit jodoh

    ReplyDelete
  10. Nuwun sewu.. sebelumnya salam kenal kembali buat Pakde Sulas hehe.

    pesan moral yang saya dapatkan, berhati-hatilah dengan lisan.

    ReplyDelete
  11. bisakah ini berlaku buat kalangan orang2 yang sudah berdiri di atas budaya konsumerisme materialistik penyembah berhala kemapanan di era tekhnologi seperti kota2 besar sekarang ini pak?!

    ReplyDelete
  12. Pakde, terima kasih sudah berpartisipasi dalam GIVEAWAY: 2nd Wedding Anniversary kami yaaa ...

    ReplyDelete
  13. wah ya ojo sampai main kutukan pak dhe bisa berbahaya ke anak cucu nantinya

    ReplyDelete
  14. loh ganti theme lagi ta ini pak dhe
    bagus sekali pak dhe

    ReplyDelete
  15. Ini fiksi apa non fiksi pak de???
    Pesan moral menurut saya kita dianjurkan untuk berhati hati dalam mengambil satu sikap....

    Lho templatenya ganti lagi....Wah gak takut kena penyakit pak de gonta ganti template... :D

    ReplyDelete
  16. pesan moral, hati - hati dalam berucap. Apalagi orang yang terdzalimi doanya diijabah oleh Allah.

    ReplyDelete
  17. wah kayak kisah tetangga saya pak. Pernah menolak pinangan laki - laki dengan kata - kata yang kurang baik, sekarang dia jadi perawan tua.

    ReplyDelete
  18. serem juga ceritanya pakde, tapi boongan kan?
    soal satrio piningit, dia ngakunya begitu sama saya pakde. orang2 biasa memanggil dia danu, dia asal pasuruan kalo nggak salah. saya sering ketemu saja, karena dia gampang ditemui di jakatra. orang asyik, ngakunya orang kesayangan KH. Hasyim muzadi.

    ReplyDelete
  19. wah gawat juga kutukannya sampe gak punya jodoh gitu, kalo saya ada disitu, saya bakalan mengutuk balik dia.. Sebab saya percaya setiap manusia udah di sediain jodohnya masing-masing B)

    ReplyDelete
  20. sebagai mausia kita harus hati2 dengan ucapan kita sendiri

    ReplyDelete
  21. Ass.wr.wb.
    Ooo...begitu ya pakdhe, ngeri juga ya. Tapi lbh ngeri dengan sikap pemuda tsb yang teramat sombong sampe gak mau memaafkan artinya dia akan membawa kutukan n amarah syetan sampe liang lahat.

    Dosa besar sekalipun Alloh memaafkan apalagi jodoh, rizki n maut sudah ditentukan.

    Sebuah kisah pembelajaran berhati2 dlm bersikap n berucap. Semoga ning ciprut diberi pendamping yg jauh lebih baik dari org2 yg menyakiti n tak bertanggung jwb, karena si ning sdh membayar kesalahannya dg ihlas dan sabar.

    ReplyDelete
  22. assalamu'alaikum Dhe ...
    walo kisah berbumbu (karena saya juga suka bikin yang beginian), ada beberapa hal yang menjadi pembelajaran bersama bagaimana menempatkan diri, bersosialisasi, bertindak, dan berujar pada lingkungan karena kita tidak pernah tahu bagaimana orang lain menanggapi apa yang kita sampaikan. Menurut kita baik terkadang tidak menurut orang lain.

    ReplyDelete
  23. salam sahabat
    ehm kembali pakde masih Karma ta? xixixi maaf telat

    ReplyDelete
  24. bagaimana cara mencabut kutukan itu dhe

    sebagai pelajaran agar lebih hati-hati dalam berucap, janganlah sampai kita menyombongkan diri dengan kelebihan yang tidak seberapa dari kita

    salam dari pamekasan madura

    ReplyDelete
  25. salam pakde...
    tak mempersalahkan benar tidaknya kisah yang bapak tulis, namun ada hikmah besar dari cerita tersebut. Terutama tentang pentingnya menjada lisan..

    trimakasih pakde atas kisahnya,

    ReplyDelete
  26. pak de saya mampir lagi nih sambil membawa segelas es kelapa muda.. moga berkenan :p

    ReplyDelete
  27. kasihan juga yaa ning ciprut......
    ortu saya pernah bilang, kalo ngomong tuuuh jangan asal ngejeblag [bahasa betawi niih]nanti bisa kualat [kemakan sendiri dengan ucapannya itu], apalagi kalo kita sbg ortu bicara yang baik2 kpd anak2. karena omongan / ucapan adalah doa.

    Kata orang >>>>“Mulutmu Harimaumu, yang akan menerkammu”. Rasulullah SAW bersabda:” Yang dikatakan muslim itu adalah manusia selamat dari bahaya lidah dan tangannya”. Imam Ali Radhiallhu’anhu berkata:”Hati yang jahat terletak pada mulutnya, dan mulut yang baik, terletak pada hatinya”

    selamat menyambut datangnya bulan yang penuh berkah & ampunan, bulan puasa PakDe....
    semoga sukses selalu n TETAP SEMANGAT

    ReplyDelete
  28. kasihan ning Ciprut ini
    seharusnya sebagai lelaki, calon pengantin Ning Ciprut ini wajib bertanggung jawab lahir dan batin kepada calon istrinya, meski dalam hal ini masih sebagai calon.

    Tak bisa membayangkan bila hal ini terjadi pada salah satu anggota keluarga kita. Akankah karma selalu pasti, menurutku juga tidak, belum tentu. Semua hanya Alloh SWT saja yang memiliki Kuasa. Mugkin saja hal itu hanya terjadi secara kebetulan dengan yang sudah tertulis dalam catatan malaikat.

    halah kok jadinya panjang
    trims pak dhe besok dilanjut

    ReplyDelete
  29. semoga ning ciprut diberi ketabahan

    ReplyDelete
  30. Kalo perawan kasep dah pada bingung, tapi kalo yang bujang lapuk ga ada yang mbingungi

    ReplyDelete