Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Aji-aji Melas Asih

Obrolan yang terekam antara Koplak dan Kincut ( off the record loh wkkk….wkkkk..) ini hanya terjadi di Negeri Ghibah, entah dimana letak negeri itu, karena saat aku coba cari tahu di peta dunia aku tidak pernah bisa menemukannya he he he….

Pengin tahu apa sih yang diobrolkan oleh mereka berdua? Ikuti obrolannya he he he….

Koplak: Aku sangat bangga dengan saudara laki-lakiku yang satu ini.

Kincut : Emang kenapa?

Koplak: Dia sangat memahami situasi dan pandai memainkan perannya.

Kincut: Emang saudaramu itu aktor pilem?

Koplak: Dia sih bukan actor sinetron atau actor pilem layar lebar tapi aktor sejarah. Dulu , sewaktu dia masih dinas di militer, kariernya memang tak terlalu moncer, karena kalah pamor sama menantu Raja Negeri Ghibah saat itu, walaupun sudah berpangkat jendral tapi dia kagak punya peran apa-apa.

Kincut: Sekarang?

Koplak: Jaman berubah, peruntungannya pun berubah. Sewaktu singgasana di duduki oleh Ratu Lembayung, segalanya berubah cepat. Saudaraku itu diangkat oleh Ratu Lembayung menjadi salah satu menterinya, menteri yang mengurusi soal pertahanan dan keamanan kerajaan. Sudah tentu ini menaikkan derajat dan martabat keluarganya dan dusun asal kelahirannya.

Kincut: Tentu keluagamu sangat bangga dong?

Koplak: Pasti nya begitu, Tahu kagak, entah kenapa saat ada rapat para petinggi, saudaraku itu tidak di undang oleh Ratu Lembayung, tentu saja saudaraku itu tersinggung, dia merasa harga dirinya terinjak-injak, martabatnya tercabik-cabik, ia marah dan geram karenanya. Dan saudaraku itu merasa di dholimi oleh Ratu dan keluarganya.

Kincut: Apakah memang begitu kejadiannya?.

Koplak: Entahlah, yang jelas rakyat begitu simpati padanya. Apalagi saudaraku itu tampan, penampilannya tenang, tidak grusa-grusu dan tampak polos serta baik hati, rakyat memandang saudaraku itu penuh citra, ibarat ksatria piningit.

Kincut: Selanjutnya?

Koplak: Karena saudaraku itu sudah dikenal rakyat sebagai pejabat yang telah dizalimi oleh Ratu, dia mendapat simpati yang luas dari rakyat untuk menjadi raja pengganti Ratu Lembayung. Apa lagi dia berjanji untuk memberantas segala bentuk korupsi, nepotisme dan koneksi yang melanda Negeri Ghibah dengan seboyannya “BERSAMA KITA BISA”, tentu rakyat semakin bersemangat mendukung saudaraku itu .

Kincut: Sekarang ?

Koplak: Sekarang kamu kan tahu sendiri, dia sudah menjadi Raja Negeri Ghibah, tetapi sayang…..

Kincut: Sayang? kenapa.?

Koplak: Apa yang pernah dia janjikan pada rakyat tidak pernah menjadi kenyataan, Ngomong doang.,suatu ketika dia pernah ngomong kalau tidak pernah menjanjikan apa-apa pada rakyatnya, bahkan ada yang lebih memiriskan hati rakyatnya..

Kincut: Miris apaan ?

Koplak: Kagak miris gimana, lha wong kalau dikritik sama rakyatnya, dia suka curhat di media, katanya dia di Dholimi rakyat, di finah dan banyak lagi curhatnya. Bahkan dia pernah curhat kalau gajinya tidak pernah naik miris kagah tuh?. Dia tidak pernah tegas dalam menyikapi masalah Negara, rakyat dibuat bingung dengan semua argumennya, Mungkin dia adalah Raja yang paling cengeng dalam sejarah Negeri Ghibah.

Kincut: Kayaknya ceritamu belum selesai?.

Koplak: Sebenarnya begitu, tapi aku takut dicap ngudal-udal wadi saudaraku, aku takut kalau sampai dilaporkan pada polisi dengan tuduhan “menghujat” raja.
.
Kincut: Ngudal-udal wadi gimana?

Koplak: Ya iyalahhh. Aku kan sudah membeberkan keburukan –keburukan saudaraku.

Kincut: Itu tidak membeberkan keburukan, karena semua orang sudah tahu perilaku saudaramu memang begitu . Melakukan politik pencitraan, mengeksploitasi rasa di zalimi, politik retorika , politik pembenaran, membentuk tim sejuta satgas dan masih banyak lagi. Terus menerus mendapat kritik rakyatnya sendiri saja saudaramu itu wadul sama media " Apa yang saya lakukan, apa yang saya perbuat selalu salah di mata rakyat". Kok ya ada loh pemimpin cengeng seperti itu.

Koplak: Yah, begitulah, entah aji-aji apa yang dia punyai.

Kincut: Itu sih menggunakan AJI-AJI MELAS ASIH.

Wkkkkkkkk…..wkkkkk…mereka berdua tertawa terbahak-bahak, entah apa yang lucu, mereka sendiri yang tahu.

6 comments :

  1. merenung...........kita rakyat bawah..sebenarnya lebih mementingkan pemimpin yg tegas terhadap kezaliman yg zaman sekarang ini sudah diperhalus....pemimpin mesti tegas dalam bertindak, jangan cuma bicara yang menghimbau...menghimbau...( kalau cuma itu tukang sayur juga bisa)....nah yg membedakan antara tukang sayur dengan pemimpin adalah tindakannya !
    Apakah merasa nanti "intervensi"?..
    jika bertindak tegas?...
    skala prioritas..itu yg utama.....kasus apa saja yg begitu krusial untuk dimonitor dan diawasi ketat, langsung dan tegas.....

    ReplyDelete
  2. assalamu'alaikum Pakdhe,
    lha kalo pasang aji-aji melas asih dan pinter mlintar mlintir janji trus macak nelongso sambil nenteng gitar nyanyi ndak karuan, gimana nasib kerajaannya ya ..
    Tapi rakyat sudah mulai pinter kok karena situasi yang terjadi menjadi guru dalam mendidik wawasan rakyat. Tentu rakyat sudah punya kriteria sendiri kelak untu memilih raja berikutnya.
    koplaaaakkk ....

    ReplyDelete
  3. Wah denger lagi istilah Ngudal-udal wadi... biasanya dari mbah yang suka ngasih wejangan...

    Pemimpon yang curhat ya pakdhe???

    ReplyDelete
  4. oh...dia pake aji aji toh. pantes banyak yang dibikin bengong. katanya sodara yang jadi omongan itu penyayi ya pakde, dan nanti pasti jadi bintang sinetron

    ReplyDelete
  5. bener banget tu pakde..ya..ini menggambarkan para anjing2 berdasi di negeri ini

    ReplyDelete
  6. Apa ada negeri ghibah pakde, aji-aji melas Asih bahasan ilmu apaan pakde mohon pencerahannya, salam

    ReplyDelete