Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Kasih Seorang Kakak

Candi Jago, Tumpang, Malang, Jawa TimurImage via Wikipedia

Sungguh besar sekali kasih sayang sang kakak ini, demi kasih kasih sayangnya pada sang adik dia merelakan orang yang dicintainya pergi meninggalkannya.

Kisah ini bercerita seorang wanita yang begitu tegar menghadapi cobaan hidup.

Mbak Erna dia biasa dipanggil, pada mulanya kehidupan keluarga Mbak Erna ini termasuk keluarga yang cukupan dibilang kaya banget juga tidak, dibilang miskin apalagi, pokoknya cukup lah....

Kehidupan keluarga Mbak Erna berubah drastis ketika sang ibu meninggal dunia. Ketika ibunya meninggal dunia, Mbk Erna baru kelas tiga SLTA dan dia masih punya dua orang adik. Adiknya yang terkecil baru berusia empat atau lima tahun.

Untung tak dapat diraih , Malang tak dapat ditolak, entah benar atau salah pepatah ini, atau yang lebih tepat sudah jatuh tertimpa tangga, sakitlahh..yang pasti kehidupan Mbak Erna makin merana, karena sang ayah juga pergi meninggal dunia karena kecelakaan kerja.

Demi menghidupi dirinya dan adik adiknya, Mbak Erna bekerja pada salah salah satu tempat hiburan malam, gak jelas apakah itu cafe , atau tempat karaoke atau apalah yang pasti itu tempat untuk kehidupan malam. dia bekerja ditempat itu karena memang ada yang mengajak, mungkin dia sebenarnya malu tapi gimana lagi, karena dia sangat membutuhkan uang .

Walaupun pada malam harinya dia bekerja , pada paginya dia masih bersekolah, tentu saja kalau berangkat sekolah wajahnya tampak kuyu, dia masih mengantuk karena pulangnya selalu pada saat menjelang subuh.

Akhirnya lulus juga sekolah Mbak Erna, nasib baik masih menaungi dirinya, selepas sekolah Mbak Erna diterima berkerja di sebuah pabrik pengolahan kayu, dibagian staff administrasi.

Soal wajah, jangan ditanya, karena wajah Mbak Erna tergolong cantik, dengan kulit putih mulus dan tingginya semampai, jadi sudah tentu bila bayak pemuda yang tertarik padanya.

Walaupun sudah berkerja di pabrik pengolahan kayu, Mbak Erna masih juga berkerja di tempat hiburan malam , karena gajinya tidak cukup.
Ditempat kehidupan malam itu Mbak Erna berkenalan dengan seorang pemuda dan rupanya keduanya saling tertarik dan saling jatuh cinta, akhirnya jadian dech...

Setelah sekian lama jadian dengan pacarnya, tanya dech.. Mbak Erna sama pacarnya kapan kita menikah?. tapi jawaban yang diterima selalu tidak memuaskan, karena selalu berbelit dan banyak alasan.
Tapi Mbak Erna tidak bisa memaksa pacarnya untuk segera menikahi dirinya, karena Mbak Erna sudah kadung cintrong.

Tapi keberanian Mbak Erna memutus tali cintanya akhirnya datang, loh kok ?,apa dia sudah gak cinta lagi?, bukan , bukan karena itu, bukan karena tak cinta lagi, dia masih sayang banget sama pacarnya. Terus kenapa?, karena Mbak Erna lebih sayang sama adiknya yang paling bungsu.

Begini ceritanya, sore itu Mbak Erna janjian sama pacarnya untuk jalan-jalan, biasalah anak muda kalau malam minggu, tentu Mbak Erna ingin mengajak adiknya yang paling bontot, karena tidak mungkin dia meninggalkan adiknya seorang diri dirumah, sedang dia sedang bersenang senang, mana tega berbuat seperti itu.

Rupanya keinginan Mbak Erna mengajak adiknya, ditolak pacarnya, ini sudah yang ketiga kalinya, dengan alasan bermacam -macam, pokonya pacarnya gak mau kalau adiknya ikut.
Hal ini membuat Mbak Erna marah besar, dia beranggapan kalau pacarnya hanya mau pada dirinya tapi tidak mau pada keluarganya, keputusan Mbak Erna sudah bulat, putus!!!

Ya. Putus, itulah keputusan yang diambil oleh Mbak Erna, walaupun dengan kompensasi yang besar, kompensasi yang besar?. Benar dengan kompensasi yang besar, karena pacar Mbak Erna ternyata seoarang buaya, kalau gak mau dusebut bajingan, bayangin saja, dia mau putus dengannya asal memberikan sejumlah imbalan.

Dia meminta sejumlah uang yang dikeluarkan selama dia pacaran dengan Mbak Erna dan lebih teganya lagi dia juga minta sepeda motor Mbak Erna, yang telah dibelinya secara kredit dengan susah payah.

Oleh Mbak Erna semua permintaan pacarnya itu dipenuhi semua, demi kasih sayangnya pada adiknya.





Reblog this post [with Zemanta]

3 comments :

  1. cerita yang sangat memprihatinkan Pak De...
    Seharusnya kita selalu perbanyak bersyukur baik selagi ada maupun tidak ada. semua hidup di dunia ini hanyalah cobaan semata, tinggal bagaimana kitanya apakah kita siap menerimanya atau tidak.

    sukses selalu Pak De & tetap Semangat

    ReplyDelete
  2. tega banget tuh cowo...
    hebat yah mba' erna menghadapi cobaan yang berat seperti itu..

    ReplyDelete
  3. ngga tahu harus komeng bapa ...
    suatu pengorbanan yang besar yang ngga setiap orang mampu untuk memutuskan ketetpan ....

    pakde link e' kulo pasang teng dinding lumutan ....

    ReplyDelete