Tim Van Damme Pakde Sulas

Me

Blog

Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba

Iced tea as served with Indonesian foodImage via Wikipedia

P
ak Loman dan Pak Plintut adalah dua orang yang bertetangga. Mereka bertetangga sangat dekat bahkan seperti saudara sendiri. Kedekatan mereka ibarat bagian-bagian tubuh ini, ibarat jempol kaki yang sakit maka sakit semua tubuh ini, he he he.

Pak Loman hanya seorang pekerja kuli bongkar muat atau kuli jasa angkut di pelabuhan, maklum pendidikannya hanya sampai sekolah rakyat. Tapi Pak Loman adalah seorang yang lurus hati,dia memegang teguh yang namanya kekujuran, pokoknya semua harus jujur, titik.

Walaupun Pak Loman ini hanya bekeja sebagai kuli angkut, tapi kehidupan kesehariannya tidak pernah merasa kekurangan , karena dia sangat pandai berhemat, dan dia sangat anti yang namanya hutang antau kredit, prinsip dia " Aku akan membeli barang yang mahal kalau aku punya uang, kalau belum punya uang ,aku akan menabung dulu ".

Prinsip yang demikian itu juga, juga ditanamkan pada anak-anaknya. Sehingga anak anak Loman ini juga selalu berusaha untuk tidak berhutang.
Disamping bekerja sebagai kuli angkut, Pak Loman dan istrinya juga buka toko sembako di kampungnya.

Sedang Pak Plintut, bekerja sebagai pegawai negeri. Walaupun bekerja sebagai pegawai negeri , kehidupannya masih serba kurang, mungkin ini disebabkan karena Pak Plintut anaknya banyak, maklum dia haru menghidupi empat orang anak.

Pak Loman sangat prihatin dengan kehidupan Pak Plintut. Untuk membantu meringankan beban tetangganya yang sudah dianggap saudara ini, Pak Loman hampir setiap hari memberikan uang saku kepada anak-anak pak Plintut atau kalau ada yang telat membayar uang SPP, maka Pak Loman yang membayar SPP itu.
Jika ada anggota keluarganya yang sakit, Pak Loman adalah orang yang pertama yang dimintai pertolongan oleh Pak Plintut.

Roda kehidupan terus berputar, kini anak-anak Pak Plintut sudah dewasa. Satu persatu mereka sudah bekerja, ada yang juga menjadi pegawai negeri dan ada juga yang menjadi wiraswasta atau berkerja di perusahaan swasta.

Pak Loman sudah tidak lagi bekerja di pelabuhan karena sudah tua, sekarang dia hanya jualan kebutuhan sembako sajadi kampungnya, Sedang Pak Plintut sekarang juga sudah pensiun.

Pak Loman akhir-akhir ini merasakan ada keanehan sikap dari keluarga Pak Plintut, keluarga Pak Plintut sepertinya mulai menjaga jarak dengan keluarga Pak Loman dan ini yang membuat Pak Loman kesal. Pak Loman juga tidak mengerti, mengapa mereka berbuat demikian?

Kekesalan Pak Loman diawali ketika dia ingin membelikan rumah untuk anaknya, maklum anaknya ada dua orang, yang seorang memdapat bagian rumah yang ditempati sekarang, dan yang seorang akan dibelikan.
Kebetulan rumah disebelah Pak Plintut dijual. Tawar menawar dilakukan antara Pak Loman dan tetangga Pak plintut, jreng....jreng..., hargapun telah disetujui kedua belah pihak, tinggal pembayarannya saja.

Pak loman berjanji uang akan diserahkan besok siang, karena uangnya masih di bank, karena ini masih malam hari, sehingga tidak mungkin mengambil uang malam hari di bank, tentu saja bank tutup pada malam hari.

Betapa kagetnya Pak loman, ketika saat akan membayar, oleh pemilik rumah pembayaran itu ditolak, dengan alasan rumahnya telah dibeli oleh Pak Plintut, pagi harinya.
Pak Loman tentu saja terdiam tapi marah, tapi marahnya disimpan dalam hati, dia tak percaya bila Pak Plintut bisa berbuat seperti itu terhadapnya, mengapa dia tega menusuk dari belakang.

Kekesalan Pak Loman semakin memuncak, ketika Pak Plintut juga membuka toko sembako di depan toko Pak Loman, karena toko baru yang dibuka oleh Pak Plintut ini lebih besar dan menawarkan harga yang jauh lebih murah dari harga di toko Pak Loman.

Pak Loman cuma bisa diam dan berpikir " Mengapa dia bisa berbuat seperti itu? "
Dia hanya berucap " BECIK KETITIK, OLO KETORO " ( BAIK DAN BURUK SEMUA AKAN TAMPAK)






Reblog this post [with Zemanta]

6 comments :

  1. roda kehidupan memang berputar ...
    kita tidak tahu yang akan terjadi si masa datang ...
    berpikir positif aja ...

    ReplyDelete
  2. Pandai bersyukur dan menerima semua yang diberikan Allah SWT, semua pasti ada hikmahnya..nice artikel pakde..i like it!

    ReplyDelete
  3. artikel bagus pak? bisa menjadi pelajaran kita untuk lebih menghargai orang lain.

    ReplyDelete
  4. pelajaran bagus untuk orang yang mau berfikir

    ReplyDelete
  5. yg salah yg jual rumah tuh bung pakde...mosok udah deal ama pak loman koq dikasihnya ama pak plintut...kalo di hongkong udah ditembak yakuza tuh orang...

    ReplyDelete