“Ah, jangan berata begitu, tidak baik, itu namanya mengingkari pemberian Alloh”, kata cak Nono, seolah menasehati sang kawan.
“Bener Cak, yang kurasakan hanya kesedihan melulu”, kata sang kawan.
“Cak, terkadang kesedihan sesaat itu sering kali menghapus kebahagiaan setahun”, kata cak Nono seolah berfilsafat.
“Maksudnya gimana Cak?”, tanya sang kawan.
“ Contohnya begini, saat sampean terima gaji itu bahagia tidak?”, tanya cak Nono
“Ya, bahagia Cak, wong terima gaji kok tidak bahagia, tapi kan tidak cukup untuk belanja satu bulan Cak”, kata sang kawan
“Nah itu artnya sampean pernah bahagia kan, walaupun sesaat”, kata cak Nono.
“ Cak, bahagia untuk setiap orang itu relatif, tidak sama setiap orang, walaupun ada yang sama namun tidak sama persis”, kata cak Nono, seolah memberi kuliah.
“Maksudnya Cak?’, tanya sang kawan
“Maksudnya? maksudnya setiap orang pasti mengalami kesedihan dan kebahagian. Jangan pernah berpikir orang yang banyak hartanya itu pasti bahagia, belum tentu Cak”, jawab cak Nono.
“Ya gak mungkin loh Cak, kalau orang yang hartanya banyak itu tidak bahagia, karena mau apa saja pasti keturutan?”,kata sang kawan, memberi alasan.
“Tidak semua yang ada didunia ini, bisa ditukar dengan harta Cak”, kata cak Nono pendek.
“Kalau sampean tidak percaya, sampean lihat pasien di rumah sakit yang paling mewah dikota ini, disitu rumah sakit digabung dengan hotel, sehingga keluarga si pasien bisa menginap sambil menunggu sanak saudara yang sedang sakit”, kata cak Nono memberi contoh.
“Apakah mereka bahagia, tidak, mereka juga bersedih karena ada sanak kerabatnya ada yang sakit, walaupun mereka bisa membayar semua ongkosnya, tetap saja mereka juga tetap mengalami kesedihan, juga rasa tidak bahagia”, jelas cak Nono.
“Atau jangan kira orang yang kaya itu selalu bahagia, mereka juga takut bangkrut, sehingga mungkin waktu istirahat mereka akan lebih sedikit dari kita, yang mereka pikirkan adalah bekerja, dan bekerja, sehingga tida punya waktu untuk bersenang senang, apakah itu bisa disebut bahagia?”, cak Nono menjelaskan lebih panjang, seperti dosen saja.
“Apalagi orang yang kaya dari hasil yang tidak benar , misalnaya hasil korupsi, hasil suap, atau hasil mencuri. Jelas mereka tidak akan merasakan ketenangan dalam hidupnya, mereka takut ditangap oleh aparat penega hukum, dan takut masuk penjara”, Jelas cak Nono lebih lanjut.
“Jadi kita harus selalu berusaha untuk bisa menerima semua rejeki dari Alloh, karena rejeki itu bentuknya tidak melulu berupa harta, karena kesehatan itu juga salah satu bentuk rejeki dari Alloh. Anak yang taat pada orang tua itu juga termasuk rejeki. Coba sampean pikirkan jika sampean punya harta yang banyak, tapi anak sampean nakal, selalu berurusan dengan pihak berwajib , karena pakai narkoba, atau berbuat kriminal lain, apakah sampean bisa merasa bahagia?, tidak bukan?”, cak Nono memberi penjelasan yang panjang lebar seperti ustad saja.
“Benar Cak, kebahagian itu tidak bisa diukur, karena setiap orang berbeda cara merasakannya, dan cara mencarinya?” kata sang kawan.
“Intinya, kalau kta pingin bahagia, kita hurus selalu berbuat jujur dan bersyukur atas semua pemberian dari Alloh, Kalaupun kita diberi sakit, pasti ada hikmahnya buat kita”, lanjut cak Nono.
“Mungkin kita bukanlah seorang pejabat, atau seorang manager sebuah perusahaan, setidaknya kita mempunyai pekerjaan, dengan hasil pekerjaan yang kita kerjakan, kita dapat memberi nafkah yang halal untuk anak istri kita”, cak Nono menjelaskan lebih lanjut.
“Dan mudah - mudahan, rejeki yang kita peroleh menjadi rejeki yang barokah”, sambung sang kawan.