“Yah, kenapa aku terus yang disuruh ikut lomba” Tanya putraku, penuh penasaran, atau mungkin itu bentuk protes.
“Mas,harusnya kamu bangga , karena sampean selalu menjadi wakil sekolah, dalam setiap perlombaan” jawabku untuk menenangkan hati putra semata wayangku.
“Apa ayah tidak marah?” putraku tanya putraku.
“Kenapa ayah harus marah? Mas, ayah selalu mendukung sampean, selama sampean melakukan kegiatan yang positip.” Jawabku. Oh ya, aku selalu memanggil putra semata wayangku itu dengan sebutan “Mas”, karena aku adalah putra pertama dalam keluargaku, dan istriku juga putri tertua di dalam keluarganya. Sehingga kami yang dituakan dalam keluarga kami. Meskipun putra kami bila di lihat umurnya, justru yang paling muda bila dibandingkan dengan saudara-saudara yang lain. Tetapi dia tetap yang dituakan. Kami semua memanggil dirinya dengan sebutan “Mas”
“Tapi aku belum pernah jadi juara, Yah” ujar putraku, beralasan.
“Bagi ayah juara bukanlah ukuran. Soal menang dan kalah adalah soal biasa dari sebuah perlombaan. Ayah tidak pernah menuntut sampean menjadi juara dalam setiap perlombaan, Ayah mengijinkan sampean ikut perlombaan agar sampean bisa menjadi bangga dengan diri sampean sendiri, biar sampean selalu punya rasa percaya diri, biar sampean bisa kenal dan mengenal kawan-kawan dari sekolah lain.”
“Dengan sampean menjadi wakil sekolah untuk mengikuti suatu lamba, nanti akan tertanam suatu sifat ‘rasa tanggung jawab’ dalam diri sampean.
“Anakku, piala kejuaraan bukanlah tujuan utama orang ikut berlomba, tetapi ‘semangat berlomba’ itulah yang harus diresapi. Ingatkah sampean tentang ‘A Long’ dalam film ‘Go for Speed’?”
“Ya, Ayah, aku ingat” jawab putra, aku mengingatkan dia tentang tokoh ‘A Long’ dalam film kartun anak-anak kesukaannya.
“Nak, dalam berlomba itu yang terpenting adalah bersemangat, jujur, pantang menyerah, strategi dan ihlas” aku menjelaskan tentang makna berlomba kepadanya.
“Ya, Ayah, aku mengerti” kata putraku. Mungkin dia sudah mengerti, aku juga berharap dia bisa mengerti apa yang aku jelaskan kepadanya.
Aku tidak banyak memberikan penjelasan pada putraku, karena dia memang baru kelas empat sekolah dasar.
diikutka terus ya karena dia memiliki kemampuan yang lebih diantara yang lain. Makanya dialah yang ditunjuk
ReplyDeleteselmat berlomba
ReplyDeletesing penting melu pakde, biar mentalnya kuat
ReplyDeleteMungkin badannya bongsor makanya selalu menjadi wakil dari sekolahnya. Sukses dengan lombanya pakde, lama tidak berkunjung kemari.
ReplyDeleteSalam hangat serta jabat erat selalu dari Tabanan
Anak-anak memang harus dibiasakan berlomba untuk belajar berkompetisi..
ReplyDeletepacu ayo pacu (^_^)
ReplyDelete